Laporan wartawan Sriwijaya Post, Ardani Zuhri

TRIBUNNEWS.COM, MUARAENIM - M Prasetyo (2) warga Kp III, Desa Tanjung Raja, Kecamatan Muaraenim, tiba-tiba menghilang secara misterius.

Diduga korban hilang terjatuh dan hanyut di Sungai Lematang, tepatnya di pangkalan pasir remiling Tanjung Periuk, Kelurahan Tungkal, Kabupaten Muaraenim, Jumat (25/3/2016) sekitar pukul 11.00.

Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Sabtu (26/3/2016), hilangnya bocah dua tahun tersebut berawal ketika korban M Prasetyo pergi bersama ayahnya Agustiawan dengan menaiki mobil untuk membeli batu koral di pangkalan pasir remiling Tanjung Periuk, Kelurahan Tungkal, Kabupaten Muaraenim.

Namun ketika sampai, ternyata ban mobilnya pecah.

Ketika ayah korban sedang sibuk mengganti ban serep, tanpa sepengetahuannya diduga korban lepas dari pengawasan dan bermain sendiri di gundukan pasir yang terletak di pinggir Sungai Lematang.

Usai memasang ban, barulah ayah korban tersadar jika anaknya tidak berada di dekatnya dan langsung melakukan pencarian serta bertanya ke warga sekitar.

Setelah dilakukan pencarian, ternyata ditemukan jejak-jejak kaki kecil seukuran korban di atas gundukan pasir, dan diduga korban terjatuh ke dalam Sungai Lematang yang sedang pasang dan berarus deras.

Melihat hal tersebut ayah korban bersama warga setempat melakukan pencarian hingga ke hilir Sungai namun korban tetap belum ditemukan.

Dan keesokan harinya Sabtu (26/3/2016), ayah korban bersama warga dan dibantu oleh tim Polres Muaraenim, Tim Basarnas Pemda Muaraenim dan Basarnas PT PAMA Muaraenim, mulai melakukan pencarian secara intensif.

Sampai saat ini, korban belum juga ditemukan.

Kapolres Muaraenim AKBP Nuryanto didampingi Kasat Shabara AKP Sutrisman dan Kasubag Humas Iptu Asryad Agus, bahwa pihaknya sudah dua hari melakukan pencarian dengan melibat puluhan personil gabungan dari Polres Muaraenim, Tim Basarnas Pemkab Muaraenim dan Tim PT PAMA Persada Tanjungenim.

"Kita akan terus melakukan pencarian dari jembatan Lubuk Amplas sampai ke Posko Jembatan Kepu, Muaraenim," ujar Sutrsiman.(*)