Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Krisis Air, Galon dan Genset Menjadi 'Ikon' Baru Balikpapan

Krisis air yang terjadi di Kota Balikpapan beberapa bulan terakhir sangat berdampak pada aktifitas masyarakat.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Krisis Air, Galon dan Genset Menjadi 'Ikon' Baru Balikpapan
TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD AFRIDO
Aktifitas di warung mi ayam milik Slamet 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Alfrido

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN  -  Krisis air yang terjadi di Kota Balikpapan beberapa bulan terakhir sangat berdampak pada aktifitas masyarakat.

Terlebih para pelaku ekonomi, seperti penjual makanan, bisnis laundry, usaha rumah tangga lainnya. Air bagi mereka merupakan kebutuhan vital, sehingga ketika air PDAM tak mengalir, usaha bisa terganggu.

Slamet, pemilik warung mie ayam "Amanah" di bilangan Sumber Rejo, Balikpapan Tengah misalnya. Dia mengaku risau saat krisis air melanda Kota Balikpapan.

Usaha jualan mie ayam yang dijalani selama ini sangat terganggu, karena tidak ada air.

"Susah airnya Mas. Ini aja baru nyala. Seminggu biasanya cuma dua hari mengalir, itupun kecil airnya," tutur Slamet didampingi istrinya, Fitri.

Wajar Slamet merasa risau karena untuk mendapatkan air terpaksa harus membeli paling tidak dua tandon air setiap hari.

Berita Rekomendasi

Beruntung, penjual airnya masih kerabat, sehingga mendapatkan harga yang tidak terlampau mahal jika dibandingkan penjual air yang lain.

"Setiap jualan, air perlu untuk cuci piring. Setiap beli Rp 100 ribu satu tandon dengan adik yang memang jualan air," imbuh Fitri saat ditemui sedang membantu suaminya berjualan.

Beruntung, harga air tidak terlalu mahal dibanding harus beli dengan orang lain. Jika airnya disuplai orang lain sudah tentu biaya hidup semakin membengkak.

Sedangkan untuk minum pembeli mie ayam dan keluarga di rumah, Slamet membeli air galon kemasan pabrik.

Kepada Tribun, ia mengaku sudah pasrah menghadapi kondisi air yang semakin mendekati titik nadir.

"Namanya jualan kan pasti boros pakai air. Tapi mau gimana lagi karena jualan harus jalan terus," ucap Fitri lirih.

Untuk mengatasi kekurangan ini, terpaksa ia harus berhemat. Setiap hari membeli air seperti ini, maka biaya produksi pun membengkak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas