Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Abadi: Minta Ditilang tapi Petugas Minta Damai, Rokok Ditukar Kunci

Setelah beberapa kali gagal memberi tawaran, petugas menyodorkan tawaran lain.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Pengakuan Abadi: Minta Ditilang tapi Petugas Minta Damai, Rokok Ditukar Kunci
Warta Kota/Adhy Kelana
ILUSTRASI 

Laporan wartawan Surya, Zainuddin

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA  -  Bagi Anda yang pernah menjalani razia kendaraan, tentu hapal pertanyaan apa yang dilontarkan petugas ketika memberhentikan kendaraan.

Pertanyaan pertama yang disodorkan polisi kepada pengendara setelah menghentikan kendaraan adalah jenis pelanggaran yang dilakukan.

Bila pelanggar tidak menyadari kesalahannya, polisi akan mengungkapkan jenis pelanggarannya.

Setelah itu polisi akan langsung mengeluarkan buku tilang. Tapi polisi biasanya tidak langsung menuliskan sesuatu di buku tilang tersebut.

Polisi akan menyodorkan tawaran ‘titip atau tilang’ kepada pelanggar. Pelanggar yang tidak mau ribet menjalani sidang tilang memilih titip kepada petugas.

Seorang pengendara, Abadi (25) pernah mendapat tawaran titip atau tilang dari polisi.

Berita Rekomendasi

Abadi mengendarai motornya dari Margorejo menuju RS Haji Sukolilo, Surabaya.

Saat tiba di perempatan Jalan Prapen-Jalan Panjang Jiwo, lampu traffic light (TL) menyala merah. Dia pun menghentikan motornya.

Tiba-tiba seorang polisi keluar dari pos-nya dan mendekati Abadi. Petugas itu langsung mematikan mesin motornya dan mencabut kunci motornya.

Petugas itu minta Abadi masuk ke pos pantau di pinggir jalan.

“Saya belum pajak motor. Saya belum ada waktu pulang ke Bojonegoro,” kata Abadi, Kamis (31/3/2016).

Setelah Abadi masuk pos jaga, polisi mengungkapkan kesalahan Abadi. Abadi pun mengaku terlambat belum memperpanjang Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)-nya.

Menurutnya, petugas menawarkan titip atau tilang. Abadi memahami maksud kata titip yang diungkapkan petugas itu. Tapi Abadi memilih tilang.

Petugas mengulang tawaran itu. Abadi pun bersikukuh minta petugas mengganjar pelanggarannya dengan tilang.

Setelah beberapa kali gagal memberi tawaran, petugas menyodorkan tawaran lain.

“Saya dan teman saya yang di depan itu, belum merokok sejak pagi,” ungkap Abadi menirukan ucapan petugas.

Abadi akhirnya mencari rokok dengan berjalan kaki. Dia baru menemukan toko rokok di sekitar Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya atau sekitar 200 dari pos jaga.

Petugas menyerahkan kunci motor dan STNK-nya setelah menerima dua pak rokok. Abadi meninggalkan pos jaga tanpa mengantongi surat tilang.(*)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas