Bali Peringkat Ketiga Markas Pembobol ATM Internasional
Kompol Reinhard Habonaran mengungkapkan saat ini Bali menjadi markas bagi jaringan internasional pembobol data nasabah dengan modus skimming.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Gusti Agung Bagus Angga Putra
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Reinhard Habonaran Nainggolan mengungkapkan saat ini Bali menjadi markas bagi jaringan internasional pembobol data nasabah dengan modus skimming.
Kompol Reinhard menyatakan hal ini usia ditangkapnya Yanko Ivanov (39), seorang warga negara Bulgaria yang kedapatan membobol mesin ATM dari beberapa bank di daerah Nusa Dua dan Seminyak, Minggu (27/3/2016) lalu.
Jaringan internasional ini dikenal bekerja dengan modus operandi canggih.
"Oh jelas Bali menjadi markas pembobol ATM internasional. Ini kalau di perkumpulan polisi Eropa (Europol), Bali nomor tiga, Indonesia nomor tujuh. Lucunya, mereka membedakan antara Bali dengan Indonesia. Di Indonesia, Bali ada di posisi teratas masalah skimming pencurian data nasabah. Modus jaringan internasional tersebut canggih, via online, jadi nggak menggunakan penggandaan kartu seperti cara-cara lama," terang Reinhard, Rabu (6/4/2016).
Ia mengakui khusus untuk kasus Yanko dan dua WN Bulgaria yang diciduk Bareskrim Mabes Polri tahun lalu dengan kasus serupa.
Menurut Reinhard, memang ada satu kampung di Bulgaria yang penduduknya memiliki keahlian khusus sebagai pembobol ATM.
"Ini saya bukan memfitnah. Tapi faktanya, di Bulgaria itu memang ada sebuah perkampungan yang penduduknya itu memang ahli dalam melakukan kejahatan pembobolan ATM dan pencurian data nasabah bank. Kita menduga sih sekitar tiga bulan dia (Yanko) baru berada di Bali. Tapi untuk jelasnya kita harus konfirmasi ke Imigrasi. Karena dia tidak kooperatif dengan penyidik," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Yanko Ivanov (39) seorang WN Bulgaria yang juga sindikat pembobol ATM dibekuk saat tengah beraksi di ATM Bank BNI di Hardys Nusa Dua, Minggu (27/3/2016) lalu.
Kasus ini mencuat ke permukaan setelah banyak wisatawan asing di wilayah Kuta melaporkan kehilangan atau kekurangan saldo tabungannya.