Karimunjawa Terancam Krisis, Kapal Pengangkut BBM Dilarang Berlayar
Karimunjawa terancam krisis bahan bakar minyak karena kapal kayu pengangkut BBM ke sana dilarang berlayar.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM, JEPARA - Syahbandar dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Jepara tak mengeluarkan izin kapal kayu mengangkut bahan bakar minyak ke Karimunjawa.
Hal itu imbas dari terbakarnya Mangrove Jaya 01, kapal kayu pengangkut ribuan liter BBM, di Dermaga Kartini, Jepara, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Kedua pihak sepakat mengevaluasi kembali izin berlayar dan rekomendasi kapal kayu mengangkut BBM. Dampaknya, sudah sepekan lebih tidak ada kapal kayu yang mengangkut BBM ke kepulauan di Laut Jawa.
Tentu saja, kondisi tersebut dikhawatirkan berbagai pihak. Pasalnya, kapal kayu jenis Jhonson itu merupakan satu-satunya alat transportasi yang mengangkut BBM ke Karimunjawa.
Camat Karimunjawa, Muhammad Taksinul Khuluq, menyatakan saat ini stok BBM di wilayah Karimunjawa mulai menipis.
Sejumlah pangkalan BBM mengaku tidak lagi menjual BBM untuk masyarakat Karimunjawa. Setelah muncul larangan itu, Karimunjawa pun terancam krisis BBM.
"Memang ada sejumlah laporan yang masuk kepada saya. Intinya, sejumlah pangkalan BBM mengaku stoknya menipis. Sudah tidak dijual lagi untuk masyarakat luas," kata Taksin, Minggu (10/4/2016).
Pemilik pangkalan BBM lebih memilih menahan stok yang menipis untuk digunakan sendiri. Ia memperkirakan stok BBM saat ini hanya cukup untuk beberapa hari ke depan.
Taksin berharap ada solusi dari Pemkab Jepara terkait hal itu. Ia berencana bertemu Bupati Jepara untuk membicarakan masalah tersebut.
Sementara, pemilik kapal yang biasa membawa wisatawan di Karimunjawa, Jhoni, mengaku khawatir dengan kondisi itu.
Pasalnya jika tidak ada BBM, dia tidak bisa melaut atau membawa wisatawan. Padahal pekerjaan tersebut merupakan sumber utama mata pencahariaannya.
"Kalau tidak ada BBM ya kami bakal nganggur. Tidak adanya BBM di Karimunjawa bakal berakibat ke sektor pariwisata," ujar Jhoni.
Ia berharap agar pemerintah baik kabupaten maupun provinsi memperhatikan kondisi masyarakat yang hidup dari pariwisata. Karimunjawa sudah menjadi obyek wisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
"Mungkin Pak Ganjar yang beberapa kali ke Karimunjawa mempunyai solusi atas masalah ini," imbuh dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.