Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sepur Kluthuk Jaladara Proyek Rugi Bagi Pemkot Solo, Onderdilnya Impor

Kereta uap Jaladara sebagai kereta wisata jelas merugi secara operasional, tapi tetap berjalan guna memberikan efek berantai untuk pariwisata Solo.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Sepur Kluthuk Jaladara Proyek Rugi Bagi Pemkot Solo, Onderdilnya Impor
Tribun Jogja
Kereta kluthuk Jaladara melintas di jalan Kota Solo, beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kereta api uap Kluthuk Jaladara diluncurkan di Solo, Jawa Tengah, 27 September 2009, sebagai kereta wisata rute Stasiun Solo Purwosari-Stasiun Solo Kota di Sangkrah.

Kereta buatan Jerman tersebut merupakan kereta wisata yang dioperasikan Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kota Solo bekerja sama dengan PT Kerata Api Indonesia.

Hingga saat ini, Solo merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki pesona wisata kereta uap dengan jalur melintas di tengah kota. Kereta jenis ini masuk cagar budaya yang hanya dimiliki lima kota di seluruh dunia.

Sepur Kluthuk Jaladara beroperasi berkat peran Joko Widodo yang saat itu menjabat Wali Kota Solo pada 2009. TRIBUNSOLO.COM/IMAM SAPUTRO

“Sebenarnya dari sisi finansial, pengoperasian Jaladara itu tidak bisa menutup nilai kontrak dengan KAI, rugi,” ujar Sandi, staf Pelaksana Operasional Bis Tingkat dan Jaladara Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Kota Solo, Rabu (15/4/2016).

Sandi menambahkan, meski merugi, Sepur Kluthuk Jaladara akan tetap dioperasikan dengan maksud mengangkat efek pariwisata serta efek ekonomi lain.

Berita Rekomendasi

Sebab, dengan adanya Jaladara, pariwisata bisa meningkat, dan pedagang di Pusat Grosir Solo di kasawan Gladag, Solo, bisa merasakan dampaknya.

Sandi mengatakan, keberadaan Jaladara tidak semata-mata cari keuntungan, melainkan untuk menciptakan efek berantai positif bagi Kota Solo.

Onderdil Impor

Sepur Kluthuk Jaladara beroperasi berkat peran Joko Widodo yang saat itu menjabat Wali Kota Solo pada 2009.

Kereta api buatan Jerman tahun 1896 itu rusak sejak Januari 2016 atau sudah sekitar empat bulan lalu, dan dikandangkan sambil diperbaiki di Depo Stasiun Solo Purwosari.

Penjaga Depo Purwosari menunjukkan onderdil Jaladara. TRIBUNSOLO.COM/IMAM SAPUTRO

Perbaikan sepur tua tersebut baru saja selesai pertengahan April 2016 ini.

“Perbaikan butuh waktu lama, karena ada beberapa komponen yang sudah harus diganti,” ujar seorang penjaga Depo Purwosari kepada TribunSolo.com, Rabu (13/4/2016).

Hanya, kata dia, di pasaran komponen atau onderdil tersebut sulit dicari lagi.

“Ada yang harus impor, bahkan ada yang harus membuat sendiri,” beber dia.

Informasi yang diperoleh TribunSolo.com, akibat tidak beroperasinya Sepur Kluthuk Jaladara, pemesanan perjalanan wisata sejumlah rombongan pun dibatalkan.

Sepur Kuthuk Jaladara terdiri dari satu lokomotif seri C 1218 dan dua gerbong penumpang dengan seri TR 144 dan TR 1 dengan kapasitas 80 orang penumpang.

Rute kereta wisata ini sejauh 5,6 kilometer, dimulai dari Stasiun Solo Purwosari menuju Stasiun Solo Kota (Sangkrah), melalui rel di jalur utama Solo yakni Jalan Slamet Riyadi.

Untuk melintasi jarak 5,6 kilometer, Jaladara membutuhkan empat meter kubik air dan lima meter kubik kayu jati demi menghasilkan uap dan menggerakkan loko.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas