Hilang 13 Jam, Putri Syuriansyah Ditemukan di Tengah Kuburan
Setelah mencari hampir ke seluruh sudut kota, dengan bantuan teman-teman kerjanya beserta LSM relawan, dan juga kepolisian, ditemukan titik terang.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Sempat hilang selama kurang lebih 13 jam, akhirnya anak gadis Syuriansyah, yang berusia 14 tahun dan masih duduk di bangku kelas VIII SMP, ditemukan di kuburan Cina yang terdapat di Jalan Merdeka.
Anak tersebut berinisial MAS (14) yang tinggal di Jalan Griliya, ayah MAS, Syuriansyah menjelaskan, anak ketiganya itu diketahui tidak pulang ke rumah sejak pukul 14.00 Wita, Selasa (19/4/2016).
Setelah mencari hampir ke seluruh sudut kota, dengan bantuan teman-teman kerjanya beserta LSM relawan, dan juga kepolisian, ditemukan titik terang.
Salah satu teman Syuriansyah melihat motor anaknya digunakan tiga pria dewasa sekaligus, di Jalan Arif Rahman Hakim, sekitar pukul 01.00 Wita dini hari.
Setelah memastikan motor tersebut merupakan milik dari anak teman kerjanya itu, Arga pun langsung mengikuti motor itu, hingga akhirnya motor tersebut berhenti di kuburan Cina.
Setelah itu, Arga melaporkan ke Syuriansyah jika dirinya menemukan motor MAS.
Syuriansyah tidak datang sendirian. Dirinya mengajak personel Polsekta Samarinda Utara.
Betapa terkejutnya dia saat tiba di lokasi kuburan Cina itu, terdapat ratusan anak dibawah umur dengan umur sekitar 11-16 tahun.
Tidak hanya itu, mereka mendapati adanya botol minuman keras dan senjata tajam di sekitar tempat berkumpulnya anak-anak tersebut.
"Jadi bukan hanya puluhan saja, tapi ada ratusan anak-anak di sana. Lalu di sana juga ada sebuah rumah yang tempatnya persis berada di puncak gunung. Nah di situ anak-anak itu keluar masuk, lalu anak lainnya ada di sekitar tembok yang ada di gunung seberang rumah itu," tuturnya saat ditemui di Sekretariat DPRD Samarinda, Rabu (20/4/2016).
Kendati sempat menemukan titik terang tentang keberadaan anaknya, namun dirinya juga belum berhasil menemukan anak ketiga dari enam bersaudara itu.
Setelah hendak meninggalkan lokasi tersebut, salah satu anggota LSM relawan berteriak kepada dirinya, jika ada dua anak perempuan di balik tembok yang berada tak jauh di sekitar kawasan itu.
"Ternyata anak saya disembunyikan di sebelah tembok besar yang ada di sekitar kawasan itu. Saya langsung peluk anak saya itu. Paginya saya tanya dia, anak saya itu hanya senyum dan jawab sekedarnya saja. Ini yang membuat saya bingung, diapakan anak saya disana," urainya.
Diduga kawasan tersebut dijadikan sebagai markas anak jalanan. Kawasan itu juga diduga kuat jadi tempat mesum anak-anak di bawah umur itu. (*)