Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga Kepiting Bertelur Unggulan Asal Kalsel Rp 600 Ribu Per Kilogram

Kepiting bertelur asal Kalsel, memang salah satu jenis kepiting unggulan yang kerap diekspor ke Singapura, Cina dan Jepang.

Penulis: Rahmadhani
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Harga Kepiting Bertelur Unggulan Asal Kalsel Rp 600 Ribu Per Kilogram
Banjarmasin Post/Rahmadhani
Sebanyak 176 ekor kepiting bertelur yang disita Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas II Banjarmasin dari Terminal Cargo Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru dilepasliarkan, Rabu (20/4/2016) siang. 

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Sebanyak 176 ekor kepiting bertelur yang disita Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas II Banjarmasin dari Terminal Cargo Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru dilepasliarkan, Rabu (20/4/2016) siang.

Diangkut menggunakan speedboat Marlin 07 dari Satker Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Banjarmasin, kepiting-kepiting betina yang sedang mengandung ini terlihat sebagian sudah lemas.

Pelepasliaran dilalukan di kawasan Pulau Kaget, muara Sungai Barito, wilayah air payau yang jadi habitat asli kepiting-kepiting tersebut.

Mereka dilepas di kawasan hutan bakau, tepi Pulau Bakut, pulau tak berpenghuni yang letaknya hanya setengah jam perjalanan speedboat dari Banjarmasin.

Ukuran kepiting-kepiting bertelur ini beragam, dari ukuran kecil sampai yang besar seukuran telapak tangan orang dewasa.

Satu persatu, kepiting-kepiting bertelur itu dilepaskan ke habitat asli mereka.

Bak menemukan rumahnya kembali, kepiting-kepiting itu terlihat bebas memainkan capitnya saat petugas melepaskan ikatan tali yang membelenggu tubuh mereka.

Berita Rekomendasi

Kepiting bertelur asal Kalsel, jelas Penyidik BKIPM Ichi Langlang Buana Machmud memang salah satu jenis kepiting unggulan yang kerap diekspor ke Singapura, Cina dan Jepang.

"Biasanya melalui Jakarta atau Batam. Harga kepiting bertelur asal Kalsel bisa mencapai Rp 600 ribu per kilo, karena memiliki keunggulan rasa dagingnya yang lebih gurih," katanya.

Yang jadi ciri khas adalah bintik hijau di bagian cangkang perut dan capitnya.

"Menurut kepercayaan konsumennya di sana, yang memiliki bintik ini kepiting pembawa keberuntungan. Makanya juga sangat dicari," ujarnya.

Kepiting yang sedang bertelur, biasanya membawa lebih dari 400 telur di perutnya.

Dari jumlah sebanyak itu, hanya puluhan yang bakal bertahan dan menjadi kepiting dewasa.

"Telur sebanyak itu saja cuma sedikit yang bisa bertahan menjadi kepiting dewasa. Apalagi kalau dieksploitasi terus," katanya.

Nelayan masih kerap mengambil kepiting langsung dari alam, lantaran masih kurangnya upaya pengembangbiakan maupun pembesaran kepiting dan rajungan.

Sementara, sekitar 1.700 ekor rajungan di bawah ukuran 200 gram yang juga disita, di hari yang sama sudah dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur.

"Saat diamankan memang sudah dalam keadaan mati disimpan dalam box-box berisi es," ujarnya.

Kepiting dan rajungan biasa diambil para nelayan dari perairan payau wilayah pesisir seperti Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru langsung dari alam karena masih minimnya upaya pembesaran atau pengembangbiakan kepiting dan rajungan.

Ratusan kilo Rajungan dan kepiting-kepiting sebelumnya disita dari sejumlah pengepul di Terminal Kargo Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru, karena menyalahi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 1 tahun 2015, tentang batasan ukuran serta larangan menangkap kepiting, lobster ataupun rajungan yang tengah dalam kondisi bertelur. (Rahmadhani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas