Nur Atikah Merantau Untuk Menghidupi Anak dan Membantu Saudaranya
Udaranya pengap, dan nyaris tidak ada ruang gerak karena dipenuhi banyak barang, mulai dari kasur, lemari, dan meja rias.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, LEBAK -- Sambil terduduk lemas, Anas (36) memandangi kamar berukuran 3 x 4 meter persegi di rumahnya di Desa Kadujajar RT 21/04 No 32, Kampung Warung Asem, Malingping, Kabupaten Lebak, Banten.
Secara fisik tidak ada yang spesial dari kamar tersebut.
Udaranya pengap, dan nyaris tidak ada ruang gerak karena dipenuhi banyak barang, mulai dari kasur, lemari, dan meja rias.
Namun bagi Anas, kamar itu menyimpan banyak memori.
Kamar yang berada tepat di sebelah kanan pintu masuk rumah itu merupakan bekas kamar adiknya, Nur Atikah (34), wanita hamil yang tewas dibunuh dan dimutilasi suami sirinya, Kusmayadi alias Agus (33), pada Minggu (10/4) lalu di Cikupa, Kabupaten Tangerang.
"Sejak kecil, Atikah tidurnya di kamar ini. Sampai dia sudah merantau pun, kalau pulang kampung pasti tidurnya di kamar ini lagi," kata Anas saat berbincang dengan Warta Kota di rumah duka, Sabtu (23/4).
Di mata Anas, adiknya yang merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara itu, merupakan sosok yang gigih dan peduli dengan keluarga.
"Dari kami berlima, hanya Atikah yang pergi merantau untuk mencari uang demi menghidupi anak-anaknya. Bukan cuma itu, kami masih sering dibantu oleh Atikah, " katanya. (kar/ote)