Menteri Yohana Berkeringat Dikerumuni Warga yang Memadati Rumah Muhammad Ali
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, terpanggil untuk mendatangi keluarga Ali, bocah yang dikepruk dengan tabung gas.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Beberapa kali Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, tampak mengusap peluh di dahinya.
Sebuah rumah di Jalan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi tempat tujuan Yohana didampingi Kapolda Sulselbar, Irjen Anton Charliyan, Rabu (11/5/2016).
Ia ingin mendengar langsung bagaimana Muhammad Ali, bocah lima tahun yang tewas dihantam kayu balok dan tabung gas tiga kilogram oleh ayahnya, Jamaludin.
Kedatangan Yohana mendatangi ibu Muhammad Ali menyita perhatian warga dan wartawan, sehingga harus menerobos kerumunan warga dan suasana sangat begitu pengap.
Jauh sebelum Menteri Yohana tiba, ratusan warga memang telah memenuhi sekitar rumah keluarga Muhammad ali yang terletak di gang sempit.
Saat Yohana tiba, para warga lalu menyerbu untuk minta foto bersama atau sekadar menyapa. "Ayo cepat foto Ibu Menteri sama Kapolda," seorang warga mengucap.
Sebelum Yohana akan meninggalkan lokasi, para warga yang terdiri dari ibu-ibu hingga anak kecil terus mendekatinya untuk berfoto bersama.
Tak lama meladeni wawancara dengan media, Yohana meninggalkan lokasi dan melanjutkan perjalanan ke Mapolrestabes Makassar untuk membahas masalah kekerasan anak ini.
Tewas saat Tidur
Muhammad Ali, bocah lima tahun, tewas saat tertidur pulas kepalanya dikepruk menggunakan tabung gas kemasan tiga kilogram oleh Jamaluddin, ayahnya.
Di depan penyidik Polsek Tamalanrea, Kamis (5/5/2016), warga Kampung Bulu-bulu, Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, itu mengaku tak sadar telah berbuat keji kepada anaknya.
"Demi Tuhan pak, saya tidak sadarkan diri tapi memang saya melakukan itu pakai tabung gas," ujar Jamaluddin kepada penyidik lalu menangis menyesali perbuatannya.
Sebelum berbuat keji, Jamaluddin sempat menatap wajah Ali yang sedang tidur pulas. Kepala Ali langsung dihantam Jamaluddin beberapa kaki menggunakan balok kayu.
Tak lama Jamaluddin mengambil tabung gas kemasan tiga kilogram yang berada di dalam kamar sekaligus dapur milik mereka, lalu menghantamkannya ke kepala si kecil Ali.
"Barusan saya yang melakukan ini, saya tidak sadarkan diri pak, karena saya dirasuki setan. Saya memang salah pak," kata Jamaluddin sambil menundukkan wajah dan menyesali perbuatannya.