Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menyambut Bulan Ruwah, Kampung Keparakan Kidul Gelar Apeman, Jalan Sehat hingga Pidato Budaya

Acara yang cukup unik digelar di Kampung Keparakan Kidul (d/h Mangunjayan) Yogyakarta Minggu (22/5/2016) menyambut bulan Ruwah.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Menyambut Bulan Ruwah, Kampung Keparakan Kidul Gelar Apeman, Jalan Sehat hingga Pidato Budaya
cookpad.com
ilustrasi 

Tribunnews.com, Yogyakarta - Acara yang cukup unik digelar di Kampung Keparakan Kidul (d/h Mangunjayan) Yogyakarta Minggu (22/5/2016).

Acara berupa apeman (makan bersama kue khas Jawa), dilanjutkan dengan jalan sehat sambil bersih-bersih keliling kampung, bersih-bersih makam, hingga pidato kebudayaan, tentunya tentang budaya Jawa.

Menurut inisiator acara Yusanto dan Djoko Mangunjoyo, menyambut bulan Ruwah (jawa) sebagai waktu untuk menghormati secara khusus kepada arwah leluhur. Acara ini bertujuan untuk nguri-uri (melestarikan) kebudayaan Jawa, Yogyakarta khususnya, yang muaranya adalah untuk keakraban antarwarga.

Selain itu, acara ini bagi warga Keparakan Kidul juga sebagai wujud rasa senang karena ada salah satu warganya yang siap maju Pilkada Kota Yogyakarta, yakni Kombes Pol Drs Arif Nurcahyo MA yang akan berpasangan dengan Aki Adishakti melalui jalur perseorangan.

Arif Nurcahyo begitu bangga dan terharu dengan sambutan tetangga-tetangganya itu.

"Ciri khas warga kampung adalah saling mengenal, saling membantu, dan saling menghargai. Ini menjelang bulan suci Ramadhan sehingga selalu ada kebiasaan bersih-bersih kampung, bersih-bersih diri dan lain sebagainya," katanya kepada Tribunnews.com, Kamis (19/5/2016).

Sehingga, menurut Arif yang akrab disapa Mas Yoyok itu, siapa saja boleh mengikuti acara ini. "Sederhana saja kok acaranya, karena sejak zaman dulu situasi akrab sudah tumbuh subur di kalangan masyarakat perkampungan di Yogya. Acara ini hanya sekadar kembali mengingatkan, bahwa di Yogyakarta pernah atau bahkan masih terjadi dan ada suasana seperti itu," katanya.

Berita Rekomendasi

Tentang pidato kebudayaan, bukanlah kebudayaan yang adiluhung, tetapi kebudayaan kerakyatan, rakyat yang mengenali kebudayaannya sendiri. "Tentang bagaimana hidup bertetangga, tentang bagaimana menjaga kerukunan. Tentang bagaimana menghormati leluhur. Tentang bagaimana hormat kepada orangtua. Intinya tentang berperilaku yang semestinya," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas