Bripka Seladi Jadi Panutan untuk Memberantas Korupsi, Begini Kata Pimpinan KPK
Kisah hidup Bripka Seladi menjadi contoh dalam pertemuan yang dihadiri Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, di Balai Kota Malang.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Sri Wahyunik
TRIBUNNEWS.COM, KLOJEN - Kisah hidup Bripka Seladi menjadi contoh dalam pertemuan yang dihadiri Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, di Balai Kota Malang.
Alex berada di Malang, Jawa Timur, untuk memberikan kuliah umum di Universitas Widyagama, Sabtu (21/5/2016).
Di sela kunjungannya itu, ia bertemu dengan aparat penegak hukum dan aparat pengawasan internal pemerintah di Pemkot Malang.
Selain bertujuan menyamakan persepsi tentang pemberantasan korupsi di Indonesia, pertemuan ini diselingi sharing antarpenegak hukum dengan KPK terkait penanganan kasus-kasus korupsi.
Selama perbincangan itu Alex mengaku dua kali menjadikan contoh hidup dan penghidupan Bripka Seladi.
"Dua kali saya sebut untuk dijadikan contoh, kebetulan kemarin juga baru baca tentang polisi ini," ujar Alex kepada Surya pertemuan di Balai Kota Malang, Jumat (20/5/2016).
Alex dan KPK sebagai institusi mengapresiasi pilihan Seladi. Setelah pemberitaaan tentang Seladi muncul, pimpinan KPK berencana memberikan penghargaan kepada Seladi.
"Saya tidak tahu teknisnya, tetapi kemarin Pak Agus sudah menyinggungnya. Apakah nanti diberikan waktu Hari Anti Korupsi masih belum tahu," imbuh Alex.
"Tetapi pastinya apa yang dilakukan oleh Pak Seladi seharusnya menjadi virus pemberantasan korupsi bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak harus seorang pimpinan," sambung dia.
Ia menyebut Seladi bisa menjadi contoh di tubuh kepolisian dan instansi pemerintah lain dalam pemberantasan korupsi.
"Saya jadikan contoh untuk integritasnya, bahkan pemberantasan korupsi tidak hanya dimulai dari pimpinan tetapi juga dari siapa saja, termasuk polisi yang pangkatnya biasa saja. Tidak harus bekerja sampingan seperti yang dilakukan Pak Seladi, tetapi integritasnya yang dijadikan teladan," tegas dia.
Kisah Bripka Seladi menyeruak bagai virus di berbagai media. Anggota Polres Malang Kota ini berdinas di Urusan SIM Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi.
Di luar jam dinasnya, Seladi memulung dan memilah sampah sejak delapan tahun lalu. Ia menolak pemberian pemohon pembuatan SIM.
Bukan rahasia umum penguji praktik pemohon SIM seperti bekerja di lahan basah alias mudah dapat uang, tapi rumusan itu tak ada dalam kamus penghidupan Bripa Seladi karena bertentangan dengan hati nuraninya.
Untuk menambah pendapatan keluarga, ia memilih berbisnis, awalnya jual beli barang. Tetapi bisnis itu tidak berjalan mulus karena ia ditipu rekan bisnisnya.
AKhirnya ia menjadi pemulung. Mengayuh sepeda pancalnya, Seladi memulung sampah selepas dinas. Setelah mengumpulkan sampah, ia memilahnya tanpa rasa jijik.
Sampai akhirnya, kini ia menempati sebuah bangunan kosong yang dijadikan gudang sampah. Ia tidak lagi memulung karena sudah ada orang yang bertugas mengambil sampah.