Polisi Nyambi jadi Pemulung, Gara-garanya Bripka Seladi Ditipu dan Berutang Rp 150 Juta
Seladi menceritakan kisah panjangnya hingga ia memutuskan nyambi menjadi pemulung dan menolak uang suap pembuatan SIM.
Editor: Robertus Rimawan
Kini setahun menjelang pensiunnya, Seladi masih memiliki utang sebesar Rp 20 juta ke bank dan koperasi.
Hal itu juga ia kemukakan kepada pimpinannya.
Ia tidak malu menceritakan kisahnya kepada pimpinan, karena apa yang ia lakukan adalah pekerjaan halal.
Ia juga tidak pernah mendahulukan pekerjaan mencari dan memilah sampah.
Ia tetap menomorsatukan tugasnya di kepolisian.
Ia selalu ikut apel, mengatur lalu lintas, mengurusi ujian SIM, juga melakukan pengamanan berkala kalau ada kegiatan di Kota Malang.
Ia juga tidak malu kisahnya banyak diketahui orang setelah diberitakan sejumlah media lokal, regional, juga nasional.
Menurutnya, orang-orang malah bangga kepadanya, terutama yang telah mengetahui kisah hidupnya sejak dulu.
Orang-orang mengacungkan jempol kepadanya.
Bahkan ada juga seorang pengusaha mie di Sidoarjo memberikan bantuan mie kepadanya setelah diliput media beberapa hari lalu.
Karena mie yang diberikan banyak, ia membaginya kepada orang-orang di sekitarnya.
Puncaknya, ia dipanggil pimpinannya.
Wakapolres Malang Kota Kompol Dewa Putu Eka mengaku salut kepada Seladi. Ia mengakui memanggil Seladi dan berbincang dengannya.
"Saya salut kepada beliau. Apa yang dia lakukan merupakan pekerjaan halal, dan tidak menelantarkan pekerjaan utamanya sebagai polisi," ujarnya.