Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ombusdman Temukan Potensi Maladminstrasi Proyek Pembangunan Pasar Limbangan

Perwakilan Ombudsman Jawa Barat menemukan beberapa potensi maladministrasi dalam proyek pembangunan Pasar Limbangan di Kabupaten Garut.

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
zoom-in Ombusdman Temukan Potensi Maladminstrasi Proyek Pembangunan Pasar Limbangan
tribun jabar/ deddy rustandi
ILUSTRASI 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Perwakilan Ombudsman Jawa Barat menemukan beberapa potensi maladministrasi dalam proyek pembangunan Pasar Limbangan di Kabupaten Garut.

Hal itu berdasarkan dari hasil peninjauan langsung ke lokasi pada Minggu 22 Mei 2016 menindaklanjuti laporan Paguyuban Pedagang Pasar Limbangan (P3L).

Kepala Perwakilan Ombudsman Jabar, Haneda Sri Lastoto, mengatakan, potensi maladministrasi itu terkait dengan beberapa hal.

Antara lain ketidakterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan, ketidakterlibatan pemerintah daerah dalam pengawasan terhadap proses pembangunan, dan aspek legalitas dan kelayakan teknis.

"Potensi maladministrasi itu pun terjadi mulai dari awal pembangunan sampai terbanggunnya Pasar Limbangan yang baru," ujar Haneda kepada wartawan di kantornya di Jalan Kebon Waru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Senin (23/5/2016).

Berdasarkan hal tersebut, Haneda mengatakan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah agar persoalan Pasar Limbangan bisa segera diselesaikan.

Berita Rekomendasi

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Polda Jabar untuk percepatan penyelidikan kasus terbakarnya Pasar Sementara Limbangan Kabupaten Garut pada 18 Mei 2016.

Selain itu, pihaknya juga akan memanggil bupati, warga pasar, pengembang, kantor staf presiden (KSP), Polda Jabar, dan Puslabfor Mabes Polri terkait dengan penyusunan rencana penyelesaian permasalahan Pasar Limbangan.

"Sedangkan pemanggilan KSP, itu karena warga pasar juga melaporkan persoalan ini kepada mereka," ujar Haneda.

Perwakilan Ombusdman Jabar, kata Haneda, juga akan meminta pemerintah Kabupaten Garut untuk memfasilitasi warga pasar agar bisa kembali berjualan.

Sebab warga pasar berjualan di tempat yang tidak layak setelah kios dan lapaknya rata dengan tanah.

"Warga pasar bisa memanfaatkan dan mengunakan area pasar sementara sebagai tempat berjualan sehingga kegiatan ekonomi para pedagang tetap berlangsung," ujar Haneda seraya menyebut pihaknya akan terus memantau proses penyelesaian Pasar Limbangan Kabupaten Garut itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, 986 kios di Pasar Sementara Limbangan di Lapang Pasopati, Desa Limbangan Tengah, Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, rata dengan tanah. Api mulai meludeskan ratusan kios Rabu (18/5/2016) sekitar pukul 01.00.

Dari informasi yang dihimpun, api berasal dari sebuah kios kosong di bagian depan sebelah kanan.

Namun sumber lain menyebut terdapat tiga titik api yang menghanguskan kios dan los.

Api kemudian merembet ke kios lainnya yang kebanyakan bermaterial kayu. Pedagang pasar menduga terbakarnya pasar akibat adanya sabotase.

Sebab pedagang pasar yang berjualan di Pasar Sementara Limbangan enggan dipindahkan ke lokasi pasar baru.

Para pedagang yang tergabung dalam P3L masih melakukan proses hukum. Di tengah konflik tersebut, tiba-tiba lokasi pasar sementara terbakar.

Ketua P3L, Basar Suryana menuding kebakaran yang terjadi memang disengaja.

Kebakaran bukan disebabkan karena arus pendek listrik. Pihak yang sengaja membuat kebakaran, lanjut Basar, menggunakan cairan kimia untuk membakar pasar.

"Tidak ada bau yang tercium. Jadi bukan pakai minyak tanah atau bahan bakar lain. Jadi besar kemungkinan kebakaran ini memakai bahan kimia," ujar Basar waktu itu.

Basar menjelaskan, ada tiga titik api di lokasi pasar sementara sebelum kebakaran besar terjadi.

Saat api membakar bagian depan, listrik masih menyala. Kobaran api dari ketiga titik itu kemudian merembet ke sebagian besar lokasi pasar.

Pada pukul 01.30, api telah berkobar di tengah-tengah pasar sementara.

"Kalau akibat konsleting listrik di tempat api muncul harusnya padam. Tapi ini tidak terjadi. Listrik terus menyala di titik api dan baru padam sekitar jam 03.00 setelah api membakar semua kios," katanya.

Kebakaran yang terjadi kemarin, tambah Basar, di luar dugaan pihaknya.

Bahkan diakui Basar, para pedagang sudah mengantisipasi adanya sabotase sejak satu bulan lalu.

"Kami juga selalu mengadakan ronda malam. Tapi semalam (kemarin), beberapa orang yang ronda berlarian dan berteriak ada api," ucapnya. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas