Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Balita Disiksa Mantan Pacar Ibu, Bahkan Dipaksa Makan Kotorannya Sendiri

Sungguh malang nasib balita berinisial F (5). Ia menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh mantan pacar ibunya sendiri.

Editor: Sanusi
zoom-in Balita Disiksa Mantan Pacar Ibu, Bahkan Dipaksa Makan Kotorannya Sendiri
Angga Purnama/Tribun Jogja
Wulan Triastuti menunjukkan bukti beberapa luka yang diderita anaknya F setelah dianiaya mantan pacarnya, Rabu (25/5/2016) 

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN – Sungguh malang nasib balita berinisial F (5). Ia menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh mantan pacar ibunya sendiri.

Ironisnya, meski sudah dilaporkan sejak beberapa pekan lalu, kasus ini masih menggantung.

Informasi Tribun Jogja, kejadian tersebut terjadi sekitar akhir April lalu.

Saat itu, ibu kandung F, Wulan Triastuti (32) warga Dusun Kwaren, Desa Kwaren, Ngawen tinggal bersama anaknya di sebuah indekos di Morangan, Karanganom, Klaten Utara.

Indekos tersebut sengaja disewa oleh mantan pacar Wulan, Pranoto (35) warga Dusun Kemit, Desa Pepe, Ngawen.

Saat tinggal di kamar sewa tersebut, Pranoto meminta F untuk tinggal di rumahnya dengan alasan agar lebih dekat dan menurut dengannya.

Wulan pun mengizinkan, hingga pada awal Mei ia diminta Pranoto untuk mengasuh F lantaran ditinggal ke luar kota.

Berita Rekomendasi

Namun saat akan memandikan buah hatinya, Wulan terkejut lantaran mendapati tubuh anaknya penuh dengan luka dan lebam.

Saat ditanya, F menjawab telah mendapatkan pukulan dan gigitan di beberapa bagian tubuhnya.

Tidak hanya itu, F mengaku juga disulut dengan korek api di kepala bagian samping dan telapak kakinya.

“Saat mau mandikan, badannya biru-biru. Ada lecet juga seperti di bawah bibir dan jari tangan, katanya digigit,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (25/5/2016).

Ketakutan

Kecurigaan Wulan berlanjut, F mengaku sudah mendapatkan perlakuan kasar selama tinggal bersama Pranoto. Bahkan saat ditemui, bocah itu terlihat diam dan ketakutan.

“Lebih banyak diam, bicaranya juga bergetar, seperti ketakutan. Padahal biasanya periang,” ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas