Tiga Pria Bercadar Kejar dan Sabetkan Parang ke Tubuh Artawan hingga Tewas
Artawan masuk ke Gang Kabetan di Banjar Dentiyis, Desa Batuan, Sukawati. Tapi para pria bercadar itu terus mengejarnya sampai ke rumah warga.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Dewa Gede Artawan (30), berlari kencang dari arah selatan Jalan Raya Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Jumat (3/52016) siang.
Pria asal Banjar Payuk, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Bangli, itu mencoba menyelamatkan diri dari kejaran tiga pria bercadar berpakaian hitam bak ninja yang menghunus parang.
"Kejadiannya sekitar pukul 14.30 Wita. Saya sedang duduk di artshop Bali Gong Antik bersama cucu saya. Dari selatan mereka berlari. Dia (Artawan) dikejar tiga orang bercadar menghunus parang," ujar seorang warga setempat, Made Rarem (74), kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network).
Artawan terus berlari kencang.
Ia masuk ke Gang Kabetan di Banjar Dentiyis, Desa Batuan, Sukawati. Tapi para pria bercadar itu terus mengejarnya sampai ke rumah warga.
Pelarian Artawan berakhir di rumah warga tersebut.
Pria yang memakai pakaian adat madya serba hitam ini pun terkena sabetan parang.
Bercak darah segar membasahi lantai dan tembok mengitari bangunan Bale Dauh rumah warga bernama Made Wandiana.
"Dia terus dikejar dan masuk ke gang ini. Kami kebingungan mau berbuat apa," ujar mantan polisi yang bertugas di Polda Bali ini.
Tak berselang lama, para pria bercadar itu ke luar dari Gang Kabetan. Sejurusnya tiga mobil datang dari arah utara Jalan Raya Batuan menjemput mereka.
Kata Rarem, mobil tersebut berjenis Toyota Avanza warna hijau dan warna silver, dan Suzuki Ertiga warna hitam.
Mereka pun langsung masuk ke dalam mobil.
Samar-samar di balik kaca Rarem melihat mereka membuka cadarnya. Di dalam mobil juga dilihatnya masih ada pria lain membawa parang.
Namun Rarem tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang-orang itu. Tiga mobil tersebut lalu tancap gas melaju menuju arah selatan.
"Begitu selesai, ada tiga mobil datang dari utara. Mereka masuk melepas cadar. Di dalam juga ada sejumlah orang yang membawa parang. Saya melihatnya tapi samar-samar," kata Rarem.
Setelah para pria misterius tersebut pergi, warga langsung melihat ke lokasi.
Di rumah Made Wandiana tepatnya di sebelah selatan Bale Dangin, Artawan sudah ditemukan telentang bersimbah darah tak bernyawa.