Angkasa Pura Bantah Air Laut Masuk Landasan Terbang Bandara Ngurah Rai
Limpahan air laut berada di tempat parkir pesawat bangkai milik maskapai Merpati Airlines yang jauh dari runway maupun tempat parkir normal pesawat.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - General Manager (GM) PT Angkasa Pura (AP) I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Trikora Harjo, membantah bahwa air laut akibat gelombang tinggi di perairan Bali selatan sudah masuk ke landasan terbang (run way) dan tempat parkir pesawat (apron), Jumat (10/6/2016).
Dalam penjelasannya ketika dihubungi Tribun Bali (Tribunnews.com Network), Jumat (10/6/2016), Trikora mengatakan bahwa limpahan air laut berada di tempat parkir pesawat bangkai (tak terpakai) milik maskapai Merpati Airlines yang jauh dari runway maupun tempat parkir normal pesawat.
"Yang kena air laut masih berjarak 750 meter dari runway maupun apron pesawat, masih jauh. Memang air laut sudah di pelataran bandara, tapi di sekitar parkir bus penumpang dan dekat bangkai pesawat Merpati. Jadi, tidak ada pengaruh sama sekali pada pesawat yang terparkir maupun yang beraktivitas di runway," jelas Trikora.
Bantahan itu diungkapkan Trikora menanggapi video yang beredar di media sosial (medsos), yang menayangkan air dari gelombang pasang laut di sekitar Bandara Ngurah Rai meluber ke pelataran bandara.
Dikatakan Trikora, video di medsos itu menyorot kawasan sisi barat bandara, sekitar pelataran pos keamanan Aviation Security (Avsec) yang masih jauh dari runway.
Disebutkan, ketinggian permukaan pelataran bandara dengan permukaan pantai juga berbeda-beda.
"Setelah melihat video di medsos itu, petugas kami mengecek di lapangan, dan memastikan bahwa air laut tak masuk ke runway atau apron 5. Dari laporan petugas di lapangan, air yang berada di sekitar tempat parkir bus penumpang juga tidak meluber ke kawasan apron khusus untuk pesawat Lion Air," jelasnya.
Dalam sepekan terakhir ketinggian gelombang laut di perairan Bali selatan mengalami peningkatan, hingga setinggi 4 meter.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tingginya gelombang itu dipengaruhi oleh konjungsi (posisi sejajar) bumi, bulan dan matahari yang membuat daya gravitasi menguat serta pengaruh dari tekanan rendah di Samudera Hindia sehingga memunculkan gelombang lebih besar.
Diperkirakan, akhir pekan ini gelombang laut tinggi yang membuat sejumlah kawasan wisata pinggir pantai di Bali tergenang air, sudah mulai mereda.