Herdi Ditemukan Tewas di dalam Gubuk
Herdi memang sudah cukup lama dikenal warga Bukit senyum yang hidupnya lontang-lantung, dan kadang juga memulung dan tinggal berpindah- pindah.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Watawan Tribun Batam Purwoko
TRIBUNNNEWS.COM, BATAM - Warga Bukit Senyum, Kecamatan Batuampar, Batam segera berhamburan keluar rumah, Sabtu (11/06/2016) sore sekitar pukul 16.30 WIB.
Warga kaget setelah menemukan, seorang warga bernama Herdi (35) telah meninggal di dalam gubuk bambu tempatnya selama ini tinggal di wilayah setempat.
Sejumlah warga mengaku, sudah selama dua hari Herdi tidak kelihatan keluar gubuk. Pada hal selama ini, lajang asal Nias Selatan itu diketahui sakit-sakitan.
"Dia itu kelihatan sakit-sakitan. Sering dikasih makan juga oleh warga sini, tapi tak mau makan," ujar Dedy, warga setempat kepada Tribun, sesaat setelah penemuan.
Sekitar pukul 16.50 WIB, jenazah Herdy yang diduga meninggal karena sakit itu langsung dievakuasi oleh warga dan dilarikan ke Rumah Sakit menggunakan ambulance milik paguyuban warga.
Belum ada penjelasan resmi terkait kematian Herdi yang selam ini dikenal juga sebagai pria pengangguran itu.
Yohanes dan Elly, warga setempat menceritakan, Herdi memang sudah cukup lama dikenal warga Bukit senyum. Ia hidup lontang-lantung, dan kadang juga memulung. Ia tinggal berpindah- pindah.
"Dia di gubuk itu hanya untuk tidur, itu numpang punya orang yang dulu untuk jualan," kata Elly.
Pada Sabtu (11/6/2016) sore , di tengah hujan yang mengguyur Batam ada tetangga yang berinisiatif menengok keberadaannya karena sudah dua hari tak kelihatan keluar gubuk.
Setelah ditengok melalui jendela, ternyata ia sudah terkapar di lantai.
Sore itu, warga segera menguhungi ayah Herdi yang selama ini tinggal di Dapur 12, Sagulung.
Ayah Herdi, yang biasa dipanggil Pak Tua, segera datang dan sempat ikut mendampingi jenazah anaknya untuk dibawa ke rumah sakit.
Warga menceritakan, Herdi sebenarnya pernah memiliki ruli di Bukit Senyum yang merupakan tinggalan dari ayahnya yang pindah ke Sagulung. Namun rumah sederhana itu telah dijual oleh Herdi. Pemuda itu sebatang kara hidup di wilayah Bukit Senyum sedangkan ayahnya di Sagulung.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.