Proyek PLTA Sungai Kayan Berlanjut, Jokowi Dikabarkan Akan ke Kaltara Pada Oktober
Investor dinilai akan siap melanjutkan pembangunan PLTA pasca peletakan batu pertama pada 18 Januari 2014 lalu.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Sempat tak tersiar kabarnya, mega proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan memasuki babak baru.
Investor dinilai akan siap melanjutkan pembangunan PLTA pasca peletakan batu pertama pada 18 Januari 2014 lalu.
Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie mengungkapkan, mulai Juni ini investor akan memulai kegiatan pra rekonstruksi untuk pembangunan bendungan tahap I.
Bendungan tahap I akan menghasilkan daya listrik sebanyak 660 mega watt (MW) dari total 6.080 MW listrik yang bisa dihasilkan dari lima bendungan yang direncanakan.
"Kalau itu terwujud, maka itu adalah PLTA paling pertama terbesar di Indonesia," sebut Irianto, Rabu (15/6/2016) saat rapat kerja bersama Bupati/Walikota dan sejumlah unsur swasta di auditorium Universitas Kaltara (Unikal).
Presiden Joko Widodo pun tertarik perhatiannya. Kata Irianto, investor PLTA yaitu PT China Power Energy (CPI) pernah dipanggil ke Bali oleh pemerintah.
Sang investor juga sempat menghadap di Jakarta. Dan, dikabarkan Presiden Jokowi akan datang pada Oktober nanti di Bulungan.
"Insya Allah, di bulan Oktober Presiden akan datang meletakkan batu pertama bendungan di Peso," sebutnya.
Pembangunan PLTA Sungai Kayan telah dirintis sejak tahun 2009-2010. Saat menjadi Pj Gubernur Kaltara, Irianto mengaku telah menandatangani izin lingkungan beserta analisis dampak lingkungannya (Amdal) masing-masing pada tanggal 2 dan 7 Januari 2014.
"Investornya mengajukan izin sejak tahun 2009. Lamban. Waktu jadi Pj Gubernur, saya bilang kalau masalahnya di daerah kita atasi dong. Kalau di pusat masalahnya, kita konsultasikan. Dan alhamdulilah, tanggal 2 Januari (2014) saya tandatangani izin lingkungan. Kemudian 7 Januari (2014) amdalnya," ujarnya.
Tak butuh waktu lama, tepat pada 18 Januari 2014, peletakan batu pertama PLTA dilakukan. Selain Irianto, prosesi peletakan batu juga dihadiri Wamen ESDM waktu itu, Susilo Siswoutomo, Panglima TNI waktu itu Jenderal Moeldoko, Dirut PT PLN waktu itu Nur Pamuji, Kepala BKPM Mahendra Siregar, Gubernur Kaltim Awang Faroek, dan Dubes RI untuk Tiongkok Sugeng Rahardjo.
Pembangunan PLTA dilaksanakan lima tahap. Proyek akan dikerjakan PT Kayan Hidro Energy (KHE) dan menggandeng investor lain seperti China Power Investment (CPI). Total investasi ditaksir mencapai 20 miliar USD.
Pembangunan bendungan tahap I diperkirakan akan selesai selama 5-6 tahun ke depan.
Bendungan tahap II dan III akan dilakukan secara bersamaan, setelah tahap pertama selesai. Menyusul bendungan tahan IV dan V yang dibangun bersamaan pula. Diprediksi pembangunan PLTA memakan waktu tidak lebih dari 30 tahun.
“Kalau itu terwujud, uang yang masuk ke Bulungan itu lebih dari Rp 200 triliun. Kalau uang itu beredar di sini, masa sih sedikit banyaknya tidak menjadikan warga kita sejahtera?,” katanya. (tribun kaltim/wil)