Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Titipkan Korban Polisi Cabul di Rumah Ketua KPPA Bali

Keluarga menitipkan BW di rumah Ketua Kelompok Perlindungan Perempuan dan Anak (KPPA) Bali, Ni Nyoman Suparni di Karangasem, Bali.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Keluarga Titipkan Korban Polisi Cabul di Rumah Ketua KPPA Bali
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ketua KPPA Bali, Ni Nyoman Suparni (kiri), mendampingi BW (17), korban pencabulan oknum polisi, saat akan menjalani pemeriksaan di Mapolda Bali, Denpasar, Selasa (14/6/2016). Korban bersama pendamping membawa sejumlah barang bukti. 

Saking seringnya, korban mengaku lupa berapa kali dipaksa melayani oknum polisi bejat yang sudah berusia 55 tahun tersebut.

Data yang dihimpun KPPA Karangasem, pelaku melancarkan tindakan bejatnya beberapa kali, di lima losmen yang berbeda.

Pertama di dalam warung milik pelaku, yang merupakan tempat kerja korban, di lingkungan Besang, Klungkung.

Beberapa losmen di Kabupaten Klungkung dan Gianyar, juga pernah dijadikan tempat untuk melakukan aksi bejatnya.

Tragisnya lagi, korban pernah dipaksa melayani pelaku di dalam mobilnya di sekitar Jl By Pass Prof IB Mantra, Ketewel, Gianyar.

Korban yang ketakutan, tak bisa berbuat apa-apa.

Masa-masa kelam selama kurang lebih enam tahun itu membuat kondisi mental dan psikis BW hancur lebur.

Berita Rekomendasi

Sampai saat ini, setelah kasusnya dilaporkan ke Polda Bali, BW masih merasakan ketakutan.

Selain itu juga rasa malu yang luar biasa setelah foto-foto bugilnya tersebar luas di Karangasem akibat ulah pelaku.

Aiptu KA sengaja menyebar foto-foto tersebut untuk mengintimidasi korban dan keluarganya agar tak melaporkan aksi bejatnya kepada institusinya.

Suparni yang menjadi pendamping saat melapor ke Polda Bali, membenarkan kondisi memprihatinkan BW.

Rasa takut dan trauma hingga kini masih dirasakan korban.


Saat pemeriksaan, menurut Suparni, sampai tiga kali korban tak bisa memberikan jawaban karena masih syok dan trauma dengan kejadian yang menimpanya.

"Saat tak bisa memberikan jawaban, BW kita tenangkan. Ketika diperiksa, korban nangis dulu karena takut. Rasa takut dan traumanya masih ada sampai sekarang," jelas Suparni.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas