BPOM Diminta Proaktif Awasi Peredaran Vaksin Palsu
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Usma Polita meminta BPOM untuk proaktif melakukan pemantauan terkait adanya informasi peredaran vaksin palsu.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Usma Polita meminta Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk proaktif melakukan pemantauan dan pengawasan terkait adanya informasi peredaran vaksin palsu.
Dalam hal ini, Usma meminta Kepala BPOM untuk melakukan pengecekan ke sejumlah apotek dan beberapa rumah sakit yang ada.
"Untuk masalah pengawasan obat, sebenarnya wewenangnya ada di BPOM. Harusnya, BPOM lebih aktif melakukan pengawasan. Ada tidak ditemukan vaksin palsu sebagaimana surat edaran Kemenkes RI," kata Usma, Sabtu (25/6/2016).
Ia mengatakan, peran BPOM dalam hal ini sangat dibutuhkan. Sebab, selain faham akan kandungan obat-obatan, mereka juga mampu dengan cepat membedakan mana zat berbahaya dan mana zat yang tidak berbahaya.
"Jika vaksin palsu ini sampai beredar, tentu kan berbahaya. Bisa merugikan masyarakat," katanya kepada Tribun Medan (Tribunnews.com Network) via selular, Sabtu (25/6/2016).
Terpisah, Kepala BPOM Medan, M Alibata Harahap ketika dikonfirmasi Tribun enggan memberikan keterangan. Berulangkali dihubungi, Alibata enggan menjawab selularnya, begitu pula saat dilayangkan pesan singkat.
Terkait kabar peredaran vaksin palsu ini, Kemenkes RI pada Jumat (24/6/2016) kemarin secara resmi menerbitkan surat edaran kepada seluruh kepala dinas kesehatan di Indonesia untuk mengantisipasi adanya peredaran vaksin palsu.
Surat edaran ini muncul setelah tim Mabes Polri mengungkap peredaran vaksin palsu di Bogor, Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Adapun vaksin palsu yang diedarkan diantaranya BCG, Campak, Polio, Hepatitis B, dan Tetanus Toksoid. Vaksin palsu ini dibuat dengan cara menyuntikkan cairan infus dicampur dengan vaksin tetanus.
Terkait kasus peredaran vaksin palsu, tim Mabes Polri dikabarkan telah mengamankan 10 orang dengan rincian 5 orang produsen, 2 orang kurir, 2 orang penjual vaksin palsu termasuk pemilik apotek di Bekasi berinisial J dan satu orang yang mencetak label. Polisi juga menangkap 3 orang lagi di Subang, Jawa Barat. (ray/tribun-medan.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.