Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kalau Gaji Belum Dibayar, Kami akan Tetap Bertahan, Meski Harus Lebaran di Halaman Kantor Walikota

Sampai kini, Kamis (30/6/2016) belum ada kejelasan pembayaran gaji 400 pekerja kebersihan Pemko Pekanbaru.

Penulis: Budi Rahmat
Editor: Sugiyarto
zoom-in Kalau Gaji Belum Dibayar, Kami akan Tetap Bertahan, Meski Harus Lebaran di Halaman Kantor Walikota
Tribun Pekanbaru/ Budi Rahmat
Pekerja kebersihan bertahan di sebuah tenda yang sengaja dibangun di depan kantor walikota Pekanbaru, Kamis (30/6/2016). Pekerja akan terus menunggu sampai gaji mereka dibayarkan. 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat

TRIBUNNEWS.COM‎, PEKANBARU- Sampai kini, Kamis (30/6/2016) belum ada kejelasan  pembayaran gaji 400 pekerja kebersihan Pemko Pekanbaru.

Empat kali turun ke jalan menuntut hak hanya janji yang didapatkan.  Pekerja sepakat menunggu dan di depan Kantor Walikota tenda didirikan.

Cahaya matahari terik, Kamis siang sekitar area Jalan Sudirman depan kantor Walikota Pekanbaru.

Hasan, Arif dan Aliandu tampak duduk berlindung di bawah truk sampah jenis fuso. Mereka bercengkrama kecil sembari duduk saling berhadapan.

Sementara puluhan pekerja lainnya juga berlindung di bawah tenda berwarna biru yang sengaja dibangun persis dipintu gerbang masuk kantor.

Tidak banyak aktifitas karena cuaca yang begitu panas. Pekerja masih menunggu. Menunggu nasib atas hak gaji mereka yang entah kapan akan direalisasikan.

Berita Rekomendasi

"Sudah capek dan terlalu pahit jika saya harus menceritakan penderitaan ini. Inilah dalam hidup saya harus bersusah payah mendapatkan apa yang menjadi hak saya," ujar Hasan memulai bercerita pada Tribunpekanbaru.com.

Hasan sudah 40 tahun bekerja sebagai pekerja kebersihan Pemko Pekanbaru.

Selama puluhan tahun itu menurutnya, tidak pernah ada masalah yang mengharuskan mereka turun ke kejalan hanya untuk meminta apa yang mereka mestinya dapatkan.

Namun, semuanya berubah saat ia dan ratusan pekerja lainnya ditarik oleh pihak ketiga sebagai kontraktor yang mengambil alih pekerjaan pengangkutan sampah untuk wilayah Kota Pekanbaru.

"Sekarang semuanya tidak jelas. Awalnya saja yang manis. Sekarang terasa pahit," ujarnya.

Masalah ekonmi keluarga menurut Hasan, sulit diceritakan.

Jangankan untuk berlebaran, untuk biaya masuk sekolah anak sudah tidak jelas.

Anak putus sekolah, kebutuhan rumah tangga terganggu.

"Apa yang bisa dilakukan. Ya beginilah menunggu sampai ada kepastian,"paparnya.

Kenangan Cincin Emas
Dulu (puluhan tahun lalu) pekerja kebersihan Pemko Pekanbaru mendapat perhatian. Kesejehteraan diutamakan.

Hasan yang bekerja giat pun mendapat penghargaan sebagai pekerja teladan.

"Dulu saya mendapat cincin emas. Harganya kalau dijual sekitar Rp 3 jutaan," kenang Hasan.

Pekerja begitu gigih, semua semagat karena jika telaten akan mendapat penghargaan.
Setiap lebaran semua pekerja dilibatkan. Hadiah dan THR diutamakan.

Semua dapat meski hanya selembar kain sarung dan parcel yang sudah dibungkuskan.

"Ya, semua dapat semua dikupulkan di halaman (kantor walikota)," tambah Arif.

Menurutnya, tidak ada sesulit seperti sekarang ini. Belum hilang keringat, gaji sudah ditangan.

"Ya, jika dibandingkan, enak sama walikota sebelumnya," ujar Arif.

Sekarang semua susah, untuk mendapat gaji yang sudah jadi hak saja, harus turun ke jalan.
Berteriak ditengah panas dan suara yang sudah parau.

"Jauh berbeda pastinya. Kami tidak pernah membayangkan seperti ini. Capek pak. Pekerjaan kami sudah dilaksanakan. Tapi, gaji sampai dua bulan tidak terbayarkan," ujar Arif.

Bertahan Sampai Lebaran
Semangat pantang menyerah karena kondisi ekonomi rumah tangga sudah goyah. Empat ratusan pekerja kebersihan masih bertahan.

Sejak aksi keempat kali dilakukan pada Rabu (29/6/2016) kemarin, pekerja tidak surut semangat.
Tenda sudah dibuat dan dipasang kuat.

Pekerja memilih menginap karena tidak ada satupun respon dari pejabat.

Untuk biaya makan pekerja ini mengharapkan bantuan pengendara yang lewat.

Karton diulurkan berharap ada yang memberikan sumbangan.

Hasilnya dikumpul meski tidak seberapa namun pekerja memilih bersyukur.

"Ya, beginilah kami meminta sama pengendara. Kami tidak akan goyah. Kami akan menunggu sampai gaji itu dibayarkan. Jika memang harus berlebaran di sini (kantor walikota) kami akan berkumpul di halaman," terang Aliandu.

Ya, Hasan, Arif dan Aliandu dan seratusan pekerja lainnya sepakat untuk tetap menginap di depan kantor walikota.

"Masalah baju lebaran anak mungkin bisa kami akali dengan baju yang lama (tahun lalu) tapi masalah kebutuhan lain, kami sudah pahit hati. Sudah terlalu tersiksa. Kenyataan (belum dibayarkan gaji dua bulan sampai sekarang) ini sudah begitu kejam," ungkap Aliandu.

Pemko Pekanbaru sendiri belum memberikan keterangan pasti terkait pembayaran gaji.

Empat kali pekerja turun kejalan menuntut hak semua berakhir dengan janji.

Sementara waktu terus berjalan dengan kondisi para pekerja yang kian tidak ada kejelasan.

Ekonomi mendesak, kebutuhan yang harus dibayarkan banyak, bisa jadi pekerja ini kehilangan kesabaran.

"Yang terfikirkan merampak saja. Sebab, tidak ada yang peduli dan kami semakin tersiksa," tegas Hasan.

Matahari masih terik, kendaraan lalau lalang di area Jalan Sudirman. Ratusan pekerja masih menunggu. Berfikir harus berbuka dengan apa dan bagaimana nasib keluarganya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas