Makanan Jadi dan Rokok Penyumbang Inflasi di Denpasar
Pada bulan Mei 2016, Kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,21.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Pada bulan Mei 2016, Kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,21.
Tingkat inflasi kumulatif (Januari - Mei 2016) sebesar 0,53 persen dan inflasi tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) sebesar 2,52 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Adi Nugroho mengatakan inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,33 persen.
Kelompok sandang 0,39 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,33 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,09 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,05 persen; serta kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen.
"Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,99 persen," katanya.
Andil komponen inti/core pada Mei 2016 sebesar 0,07 persen, komponen harga diatur pemerintah/administrative memberi sumbangan inflasi sebesar 0,23 persen; serta komponen bergejolak/volatile memberi sumbangan deflasi sebesar 0,19 persen,” katanya dalam siaran pers di kantor BPS Bali, Jumat (1/7/2016).
Komoditas yang mengalami peningkatan harga-harga antara lain pepaya, apel, daging ayam ras, ikan tongkol pindang, rokok putih, rokok kretek, rokok kretek filter, dan tarif angkutan udara.
Komoditas yang mengalami penurunan harga selama bulan Mei 2016 antara lain beras, cabai merah, cabai rawit, tomat sayur, buncis, dan bawang merah.
Ia mengatakan, dari 82 kota, tercatat 67 kota mengalami inflasi sedangkan 15 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,67 persen dan inflasi terendah di Palangkaraya 0,02 persen.
"Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 0,92 persen dan terendah di Maumere 0,01 persen. Jika diurutkan dari deflasi tertinggi, maka Denpasar menempati urutan ke-58 dari 67 kota yang mengalami inflasi," katanya.