Calo Bus Ini Dilaporkan Tarik Biaya Besar dan Pukul Penumpang, Tapi Kok Dibiarkan?
Setelah itu, mereka pun bubar dan tidak terlihat ada tindaklanjut pemberian efek jera kepada calo tersebut.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Bali, I Wayan Erwin Widyaswara
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kaget diminta bayaran besar, Raden Tinton Wicaksana Radit langsung bergegas keluar dari bus yang hendak ia tumpangi di Terminal Ubung, Denpasar, Senin (4/7/2016) siang.
Belum sempat keluar, calo bus yang memaksanya untuk membayar tiket sebesar Rp 320 ribu jurusan Denpasar-Banyuwangi itu langsung memukul kepala Tinton.
Saking takutnya, pria asli Probolinggo ini pun berlari melapor ke polisi yang kebetulan sedang mengontrol situasi terminal.
“Pak, tolong saya Pak. Tolong, Pak. Saya dipukul tadi, Pak,” begitu kata Tinton kepada dua orang polisi dan satu petugas dari UPT Terminal Penumpang, di Terminal Ubung.
Mendengar laporan tersebut, pihak UPT Terminal Penumpang kemudian memanggil perwakilan dari Bus Jawa Indah yang sempat dimasuki Tinton.
Dua orang calo pun dikumpulkan untuk memberikan penjelasan.
Kepada pihak kepolisian, dua calo tersebut mengaku tidak memukul Tinton.
“Yang mukul sampean itu siapa,” tanya salah satu calo dihadapan dua polisi dan petugas UPT.
Tinton pun menjawab, “Itu teman sampean yang tadi itu loh. Udah kabur dia,” jawab pria berusia 25 tahun itu.
Dua polisi itu pun kemudian meminta kepada dua calo dari Bus Jawa Indah agar tidak main kekerasan terhadap calon penumpang.
Setelah itu, mereka pun bubar dan tidak terlihat ada tindaklanjut pemberian efek jera kepada calo tersebut.
Kepada Tribun Bali, Tinton mengaku pada saat turun di Terminal Ubung, calo bus Jawa Indah langsung mendekat dan menawarinya untuk menumpang.
Tinton yang hendak menuju Banyuwangi ditawarkan langsung menuju ke Ketapang lantaran macet.
Namun, saat Tinton menanyakan berapa tarif bus ke Katapang, pihak calo berkata itu urusan nanti saja di dalam bus.
“Dan saya iyakan lalu Tanya tarifnya berapa? Dijawab nanti saja disitu (di dalam bus). Saya udah nyiapin uang, tapi disitu ditarifkan Rp 320 ribu. Tadi langsung dikasih kwitansi Rp 320 ribu. Masak ke Banyuwangi itu Rp 320 ribu. Biasanya Rp 50 ribu saja (naik bus kecil, red). Ya saya kaget. Terus dipaksa di dalam bus. Ya jangan paksa gitu, trus dia emosi lalu memukuli kepala saya,” tutur Tinton kepada Tribun Bali.(*)