Ditinggal Temui Tamu, Bayi Usia 11 Bulan Tenggelam di Bak Rendam Kain Batik
Sebab diduga selain lambungnya kemasukan air bercampur zat pewarna batik, paru-parunya terindikasi kemasukan air itu.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Surya, Muchsin
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Khairil Anwar, balita yang masih berusia 11 bulan, tenggelam di bak bekas rendam kain batik di dalam rumahnya, di Dusun Temor Songai, Desa Larangan Slampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura, Kamis (7/7/2016), sekitar pukul 16.30.
Akibat kejadian itu, anak pertama pasangan suami istri, Samanudin (34) dan Sunami (23), dirawat di RSUD Slamet Martodirjo, Pamekasan.
Sebab diduga selain lambungnya kemasukan air bercampur zat pewarna batik, paru-parunya terindikasi kemasukan air itu.
Menurut Taufik, salah seoarang keluarga korban, orang tua korban sehari-harinya membuat kain batik untuk diperdagangkan.
Menjelang Lebaran, mereka istirahat tidak membuat batik. Sementara bak rendaman kain batik yang dibuat di dapur rumahnya, dengan ketinggian air setinggi lutut orang dewasa dibiarkan tidak dibuang.
Sebelum kejadian, kedua orangtua korban sibuk menerima kedatangan tamu, sehingga korban yang sudah bisa merangkak ke sana kemari, tidak digendong dan dibiarkan bermain sendiri di dalam rumahnya.
Di tengah kesibukan kedua orangtuanya, korban merangkak menuju dapur dan masuk ke bak rendam kain batik yang masih penuh dengan zat pewarna batik.
Tanpa sengaja, Samanudin ke dapur dan melihat anaknya sudah mengapung di bak rendam kain batik. Samanudin berteriak kaget sambil memanggil istrinya, yang menerima tamu di teras depan.
Tanpa buang waktu, korban diangkat dan kondisinya sudah tidak sadarkan diri. Perutnya yang kembung akibat kemasukan air ditekan-tekan. Lalu Samanudin menghirup hidung korban hingga ke luar air.
“Ketika ayahnya menghirup hidung korban, sebagian airnya ke luar dari lubang hidung dan korban tersadar. Lalu korban dibawa ke RS Asy Syafi, namun pihak Asy Syafi menyarankan agar merujuk korban ke RSUD Slamet Martodirjo,” ujar Taufik, kepada Surya (Tribunnews.com network).
Saat berada di ruang UGD RSUD Slamet Martodirjo, anak tersebut nampak menangis. Sementara ibunya berusaha menenangkan.
“Anak ibu harus dirawat inap di sini. Karena walau anak ini sadar, tapi karena tenggelam di air yang bercampur zat pewarna, dikhawatirkan airnya masuk paru-paru dan menimbulkan infeksi,” kata salah seorang perawat.
Mendengan penjelasan itu, kedua orangtua korban hanya mengangguk dan berharap anak satu-satunya bisa diselamatkan.
“Iya bu, saya nuruti nasihat ibu saya, bagaimana baiknya agar anak saya bisa terselamatkan dan tidak terjadi apa-apa nanti padanya,” kata Sunami.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.