Ada Temuan Tulang Diduga Manusia, Pembangunan Masjid Ditunda Sementara
Proses renovasi Masjid Al Furqon terancam dihentikan setelah penemuan tulang belulang diduga manusia di lokasi, Selasa (19/7/2016).
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Proses renovasi Masjid Al Furqon terancam dihentikan setelah penemuan tulang belulang diduga manusia di lokasi, Selasa (19/7/2016).
Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo, menduga kuat tulang yang ditemukan tersebut merupakan tulang belulang manusia berdasarkan ukurannya.
"Kalau hewan itu bukan, saya menduga itu tulang manusia. Kalau tidak salah itu tulang belikat," ujar Yoyok.
Jika para pekerja bangunan masih menemukan tulang belulang lainnya, Yoyok meminta pekerja sementara menghentikan pengecoran.
Dia mengkhawatirkan di bawah Masjid Al Furqon telah berdiri makam sehingga dinilai kurang tepat jika dibangun tempat ibadah di atasnya.
"Kalau masih ditemukan tulang, nanti saya tanya saja takmirnya boleh atau tidak bangun masjid di atas makam," sambung dia.
Penemuan tulang belikat luar biasa karena ukurannya lebih besar dibandingkan wajan di Purworejo. Yoyok belum tahu hubungan antara wajan raksasa dengan lokasi tersebut yang pernah menjadi pabrik gula pada 1820.
"Karena saya sudah searching, dan belum ketemu pembuatan gula itu menggunakan wajan," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, selain penemuan wajan raksasa, kuli bangunan di Masjid Al Furqon juga menemukan tulang belulang diduga manusia.
Takmir Masjid Al Furqon, Kartiko (55), mengatakan isu yang berkembang di tengah masyarakat wajan tersebut digunakan untuk memasak manusia.
"Tadi ditemukan tulang belulang, dugaannya tulang manusia atau mungkin tulang hewan. Ukurannya besar sama yang kecil-kecil itu totalnya ada lima," kata Kartiko.
Dia menjelaskan, penemuan wajan raksasa dan tulang belulang tersebut ketika pekerja sedang membuat pondasi sedalam 1,5 meter.
Sedangkan ukuran wajan yang telah diukur tersebut memiliki diameter 270 sentimeter, dan tinggi 70 sentimeter.
"Rencananya wajannya baru akan diambil besok Rabu (20/7/2016) dari balai purbakala (Balai Pelestarian Cagar Budaya, Yogyakarta-red)," kata dia.
Dahulu bangunan tersebut merupakan pabrik gula yang berdiri sejak 1820 milik China. "Dulu tahun 1820 di sini jadi lokasi pabrik gula, kemungkinan ini bekas dulu memasaknya," jelas dia.