Selain Wajan Raksasa, Pekerja Bangunan Masjid Al Furqon Juga Temukan Tulang Belulang
Sebuah wajan raksasa ditemukan di bawah lantai Masjid Al Furqon, di Karangasem Utara, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BATANG - Sebuah wajan raksasa ditemukan di bawah lantai Masjid Al Furqon, di Karangasem Utara, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Wajan raksasa itu diketahui saat masjid yang dibangun tahun 1970-an sedang direnovasi. Hal itu menggegerkan warga sekitar pada dua hari yang lalu, yang berbondong-bondong ingin melihatnya.
Warga Pasir Sari Batang, Agung (37) mengaku penasaran bentuk wajan raksasa tersebut. Dia mengetahui wajan tersebut dari informasi tetangganya.
"Ternyata benar besar wajannya," ujar dia, Selasa (19/7/2016).
Dia ke lokasi berdua bersama istrinya, dan melihat wajan raksasa itu dari belakang garis polisi.
"Lebarnya kira-kira ada dua meter," jelas dia.
Selain penemuan wajan raksasa, pekerja bangunan di Masjid Al Furqon juga menemukan tulang belulang.
"Dugaannya itu tulang manusia. Ukurannya ada yang besar dan ada yang kecil-kecil, berjumlah lima," kata takmir Masjid Al Furqon, Kartiko (55).
Dia menjelaskan, penemuan wajan raksasa dan tulang belulang tersebut saat sedang membuat pondasi sedalam 1,5 meter.
Pekerja kesulitan membongkar tanah tersebut, namun setelah dilihat bentuknya ternyata wajan raksasa.
Sedangkan ukuran wajan yang telah diukur tersebut memiliki diameter 270 sentimeter, dan tinggi 70 sentimeter.
"Rencananya wajannya baru akan diambil besok Rabu (hari ini) oleh balai purbakala (Balai Pelestarian Cagar Budaya, Yogyakarta)," kata dia.
Dia menceritakan, sejarah bangunan tersebut sebelumnya merupakan pabrik gula yang berdiri sejak 1820.
"Kemungkinan wajan ini dulu alat memasaknya," jelas dia.
Kartiko mengatakan, penemuan wajan raksasa itu memberikan dampak positif karena banyak warga yang berdatangan.
Bahkan, saat memasuki pintu depan masjid sudah ada empat kotak amal yang disiapkan untuk warga yang ingin melihat wajan raksasa.
"Senin kemarin, warga yang datang sampai pukul 12 malam," kata dia.
Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo mengatakan, ia ingin benda yang ditaksir berusia ratusan tahun tersebut bisa jadi aset daerah.
Selanjutnya, bisa menjadi cikal bakal pengembangan museum di Batang. Termasuk memiliki Benda Cagar Budaya (BCB) yang berada di Museum Ronggowarsito Semarang.
Namun, sayangnya banyak peninggalan purbakala di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Batang yang masih terbengkalai.
"Sebenarnya saya sudah lama ingin Batang ini punya museum, rumah dinas ini saya jadikan museum. Tapi banyak yang tidak setuju, daripada cuma ditaruh di depan Kantor Dinas Pariwisata," kata Yoyok saat ditemui di rumah dinasnya
Total arca yang dibiarkan berada di luar Kantor Disbudpar Kabupaten Batang itu sebanyak 12 buah.
Di antaranya arca dari Desa Deles, Kecamatan Bawang Kabupaten Batang dan Desa Adinuso, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang. Berdasarkan Pantauan Tribun Jateng, ada arca Kemuncak dari Desa Deles yang rusak terkena cor saat kantor Disbudpar direnovasi. (tribunjateng/raka f pujangga)