Motif Pembunuhan Luh Tety Terkuak, Ternyata Sang Pembunuh Tak Punya Uang untuk Bayar 'Service'
Menurut keterangan para saksi yang dikorek penyidik, pelaku awalnya berniat mencari wanita penghibur yang bisa diajak berhubungan badan.
Editor: Dewi Agustina
![Motif Pembunuhan Luh Tety Terkuak, Ternyata Sang Pembunuh Tak Punya Uang untuk Bayar 'Service'](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/lokasi-penemuan-mayat-luh-tety-di-wisma-arta-puspita_20160721_115017.jpg)
"Setelah diselidiki, kalung emas itu ternyata milik korban. Korban sudah dibunuh sekitar jam 10 malam. Usai dihabisi, pelaku mengambil uang korban sebesar Rp 300 ribu untuk membayar sebagian biaya hotel. Sementara, kalung korban diberikannya kepada sopir taksi," urai Putu Ika.
Selama rentang waktu malam hari saat terjadinya pembunuhan hingga pagi harinya, pelaku mengaku sulit tidur.
Ia berada di kamar semalaman bersama mayat korban.
"Pelaku setelah membunuh bilang pikirannya kacau. Dengan mayat di sebelahnya, dia menonton TV sepanjang malam. Selain itu, dia mengaku mencoba bunuh diri dengan cara minum Bodrex dicampur Sprite. Tetapi tidak berhasil," kata Putu Ika.
Pada pagi harinya, pelaku memutuskan mencoba kabur dari wisma.
Akan tetapi, gerak-geriknya yang mencurigakan diketahui oleh Taufik Ismail, pegawai wisma.
Karena menyangka pelaku hendak kabur tanpa membayar sisa sewa kamar wisma sebesar Rp 400 ribu, pelaku dicegah oleh Ismail.
"Karena merasa ada yang tidak beres, Ismail lalu berniat memeriksa kamar pelaku dengan alasan pinjam toilet untuk cuci muka. Sesampai di kamar, kecurigaan Ismail bertambah karena melihat dua kasur yang terpisah dihimpitkan menjadi satu. Setelah ditengok ke arah sana, Ismail melihat korban tengadah di kolong ranjang. Awalnya disangka korban sedang tidur, waktu coba dibangunkan oleh Ismail baru diketahui bahwa korban sudah meninggal," papar Putu Ika.
Sementara itu, sopir taksi Gede Getas Hariadi, yang kembali ke wisma untuk meminta ongkos sewa taksinya, terkejut.
Sebab, tiba-tiba di sekitar wisma sudah dipenuhi warga dan polisi yang berdatangan usai mayat ditemukan.
Mendengar omongan warga bahwa korban dibunuh oleh Komang Arim, sopir taksi memutuskan untuk menjual kalung emas dari Komang tersebut di toko emas di Jalan Hasanudin, Denpasar.
"Meski sudah merampungkan pemeriksaan saksi-saksi, tidak menutup kemungkinan akan ada pemeriksaan lanjutan. Soalnya agak nggak masuk akal kalau pelaku nggak punya uang sama sekali, dan nekat menyewa penginapan serta cari cewek," tandas Putu Ika.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.