Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Motif Pembunuhan Luh Tety Terkuak, Ternyata Sang Pembunuh Tak Punya Uang untuk Bayar 'Service'

Menurut keterangan para saksi yang dikorek penyidik, pelaku awalnya berniat mencari wanita penghibur yang bisa diajak berhubungan badan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Motif Pembunuhan Luh Tety Terkuak, Ternyata Sang Pembunuh Tak Punya Uang untuk Bayar 'Service'
Tribun Bali/I Gusti Agung Bagus Angga Putra
Lokasi penemuan mayat wanita di Wisma Arta Puspita, Ubung, Rabu (20/7/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Ni Luh Tety Ramuna (23), menjadi korban pembunuhan di penginapan Wisma Warta Puspita, Denpasar, Bali, Rabu (20/7/2016).

Wanita ini dibunuh oleh teman kencannya, Komang Arim Sujana (23).

Jenazah wanita berparas cantik itu ditemukan di kolong ranjang kamar nomor 5 Wisma Warta Puspita oleh karyawan wisma.

Pelaku langsung diamankan oleh polisi di wisma tersebut.

Keterangan berbelit-belit Komang Arim Sujana sempat agak membingungkan petugas kepolisian pada awal pemeriksaan.

Namun, Kamis (21/7/2016) kemarin penyidik Polsek Denpasar Barat (Denbar) akhirnya berhasil mengorek keterangan dari saksi-saksi, sehingga informasi yang dikumpulkan menjadi lebih utuh mengenai motif sesungguhnya pembunuhan itu.

Pelaku yang menjalani pemeriksaan sejak Rabu (20/7/2016) siang hingga Kamis (21/7/2016) pukul 02.00 Wita dinihari mengakui, pembunuhan itu dilakukan lantaran dirinya bokek alias tak memiliki uang guna membayar 'layanan' seks yang diberikan Tety kepadanya.

BERITA TERKAIT

Korban sebetulnya sudah bersuami bahkan memiliki satu anak.

"Di awal pemeriksaan, keterangan Komang Arim berubah-ubah tentang motif pembunuhan yang dilakukannya," kata Pjs Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Denbar, Iptu Putu Ika Prabawa, Kamis (21/7/2016) di Mapolsek Denbar.

Sebelumnya, pelaku yang berasal dari Desa Selulung, Kecamatan Kintamani, Bangli, itu mengatakan bahwa Tety dihabisinya karena meminta tarif ‘layanan seks’ melebihi kesepakatan.

Putu Ika menjelaskan, sejak 12 Juli menginap di Wisma Warta Puspita, Komang Arim sebetulnya sudah tak memiliki uang.

Itu sebabnya, pelaku menunggak pembayaran wisma hingga berhari-hari.

"Korban terus mendesak diri pelaku untuk membayar biaya 'servis'. Karena si pelaku memang sejak awal tidak memiliki uang, dia pun panik dan membunuh korban dengan cara dicekik di atas ranjang, lalu dibekap menggunakan bantal, dan mayatnya disembunyikan di kolong ranjang," jelas Iptu Putu Ika.

Menurut keterangan para saksi yang dikorek penyidik, pelaku awalnya berniat mencari wanita penghibur yang bisa diajak berhubungan badan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas