Mulai dari Kesemutan Sampai Dirawat Jadi Pengalaman Ming Cu Memelihara Tarantula
Meski meyakini Tarantula merupakan hewan peliharaan yang tidak berbahaya, namun The Ming Cu (27) pernah digigit hewan berkaki delapan tersebut.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Meski meyakini Tarantula merupakan hewan peliharaan yang tidak berbahaya, namun The Ming Cu (27) pernah digigit hewan berkaki delapan tersebut.
Ia menyebut gigitannya itu layak diterimanya lantaran perbuatannya yang ceroboh ketika menangkap tarantula yang kabur dari sarangnya.
“Ada 14 kali saya digigit tarantula dari beberapa jenis. Itu karena kecerobohan saya karena menangkap Tarantula yang kabur dengan cara tidak benar. Yang benar itu harus pakai toples,” ujar Ming Cu di kediamannya, Minggu (24/7/2016).
Tarantula yang menggigitnya pun memiliki tingkat bisa yang rendah sampai tinggi.
Ia pun mengalami berbagai hal setelah mendapatkan gigitan hewan peliharaannya tersebut. Mulai dari kesemutan sampai dirawat semalam di rumah sakit.
“Kalau kesemutan dikompres saja bisa hilang, kalau yang dirawat itu karena digigit Tarantula yang venomnya tinggi. Kerasanya panas dingin, keram sebadan,” kata Ming Cu.
Kendati mendapatkan gigitan ia meyakini jika Tarantula tak mematikan. Ia mengaku semakin menyayangi hewan peliharaannya tersebut.
Ia pun tidak menganggap digigit Tarantula sebagai pengalaman terburuk selama memelihara Tarantula.
“Pengalaman paling sedih itu, ketika pelihara dari kecil sampai besar kemudian dikembangbiakan, tidak berhasil. Kemudian kalau ada Tarantula setelah ganti kulit malah mati,” kata Ming Cu.
Berbicara nilai ekonomi, Ming Cu mengaku, Tarantula memang memiliki nilai jual yang terbilang cukup lumayan.
Nilai jual Tarantula mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Namun ia tak menjual Tarantula secara bebas dan sembarangan.
Sebab masih banyak masyarakat yang percaya terhadap mitos jika Tarantula bisa menumbuhkan jenggot jika dikonsumsi.
“Itu tidak benar dan mitos secara ilmiah pun tidak bisa dibuktikan. Makanya saya tidak jual begitu saja, karena saya lebih mementingkan nyawa Tarantula dari ada nilai uang,” kata Ming Cu.
Kepeduliannya terhadap Tarantula pun dibuktikan dengan kerelaannya merawat ribuan Tarantula miliknya setiap hari.
Setidaknya delapan sampai 10 jam waktunya disisihkan untuk merawat Tarantula miliknya tersebut.
Ia pun mengatur jadwal makan setiap Tarantula dengan menandai dengan catatan kecil di kandangnya.
“Dengan ditandai dengan kertas kecil, saya jadi tahu mana Tarantula yang harus makan dan mana yang sudah makan,” kata Ming Cu. (cis)