Kisah Hidup Satu Keluarga Penderita Tuna Netra Mengetuk Hati Istri Gubernur Bali
Kondisi kebutaan yang diderita satu keluarga mengetuk keprihatinan Ketua BK3S Provinsi Bali, Ny Ayu Pastika.
Editor: Dewi Agustina
Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia dan istrinya menjalankan profesi sebagai tukang pijat.
Itu pun penghasilannya tak menentu, karena tergantung orang yang mau dipijat.
Sebagai tambahan, ia pun memanfaatkan pelatihan menggunakan telepon genggam dengan panduan suara yang didapat di panti sosial untuk berjualan pulsa HP dan pulsa listrik.
Namun dari kedua pekerjaan yang digelutinya itu, Subrata mengaku mengalami keterbatasan fasilitas pijat seperti ruangan tempat pijat, tempat tidur khusus pijat dan kelengkapannya, minyak pijat, serta kekurangan modal berjualan.
"Saya bercita-cita pingin buka tempat massage khusus, bukan sekadar sambilan seperti saat ini. Tapi saya terkendala permodalan untuk membuat tempat dan kelengkapannya, termasuk modal untuk jualan pulsa juga sangat minim. Kalau bisa saya dibantu kredit lunak dari perbankan untuk modal untuk membangun usaha," cetus Subrata.
Ia pun berkeluh kesah tentang terhambatnya pengurusan akta perkawinannya, karena belum memenuhi aturan yakni datang langsung ke Didukcapil.
Aturan itu diharapkannya dapat dipermudah, mengingat identitas kependudukan yang sangat penting untuk segala urusan termasuk untuk menerima bantuan-bantuan fasilitas dari pemerintah.
Harapan yang disampaikan Subrata pun tak sia-sia.
Selain memberikan santunan berupa paket sembako, Ny Ayu Pastika pun langsung mengabulkan permintaan tersebut dengan memberikan modal untuk pembuatan 2 set tempat tidur khusus memijat beserta kelengkapannya, dan juga sekaligus modal untuk berjualan pulsa.
"Kebetulan mereka kan sudah punya keahlian memijat yang sudah didapat di panti sosial. Kami tinggal membantu fasilitas untuk mendukung keahliannya, sehingga keahlian itu pun bisa menjadi lapangan pekerjaan yang memberikan penghidupan bagi mereka sekeluarga," ujar Ayu Pastika.
Kondisi yang dialami keluarga tersebut pun mendorong Ayu Pastika melalui lembaga yang dipimpinnya untuk menciptakan program yang bisa membantu secara berkesinambungan, baik berupa bantuan langsung maupun bantuan ketrampilan.
Sehingga kondisi serupa tidak terulang kembali dan keluarga yang mengalami kondisi seperti itu bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri tanpa ketergantungan dari bantuan pemerintah terus menerus.
"Kondisi ini memberikan gambaran kepada kami untuk membuat program yang bisa membantu masyarakat yang mengalami hal serupa. BK3S sebagai mitra pemerintah akan berkoordinasi lebih lanjut dengan K3S kabupaten/kota untuk membahas ini, terkait bagaimana bentuknya, dan penanganannya, apakah diberikan bantuan per bulan, dan sebagainya. Kami akan perhatikan ini. Ini juga sebagai dukungan kami kepada Pemprov Bali dalam upayanya mempercepat pengentasan kemiskinan di Bali," imbuh Ayu Pastika.
Tak cukup sampai disana, Ayu Pastika pun mengharapkan peran serta masyarakat untuk ikut peduli kepada sesama yang membutuhkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.