Mantan Atlet Tinju Nasional Lumpuh Terserang Stroke Batang Otak
Rusli (38), mantan atlet tinju nasional kini hanya bisa terbaring lemas di rumahnya, Jl Cilalang Jaya, Kelurahan Buakana, Kec Rappocini, Makassar.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Timur fahrizal Syam
TRIIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Rusli (38), mantan atlet tinju nasional kini hanya bisa terbaring lemas di rumahnya, Jl Cilalang Jaya, Kelurahan Buakana, Kec Rappocini, Makassar.
Kaki dan tangannya sulit ia gerakan, bicaranya pun tak jelas dan sulit dimengerti, semua itu akibat sakit stroke batang otak yang menyerangnya sejak 2011 silam.
Rusli merupakan atlet tinju nasional yang telah meraih berbagai gelar juara baik di tingkat lokal maupun nasional.
Di masa jayanya dulu, atlet tinju Sulawesi Selatan ini berhasil meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON)2000 di Surabaya, medali emas PON 2004 di Palembang, dan yang paling membanggakan medali perak di ajang SEA Games 1999 di Brunei Darussalam.
Dengan terbata-bata, Rusli yang didampingi istrinya, Rosna (39) menceritakan bagaimana hingga ia tak berdaya melawan stroke batang otak itu.
Awalnya Rusli tak mengetahui sakit apa yang menyerangnya, bahkan dokter di rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo pun kala itu tak mampu menemukan sakit apa yang diderita pria kelahiran Bone ini.
"Awal gejalanya itu Bapak pada tahun 2011, saat itu ia kadang tiba-tiba merasa tak mampu mengendalikan dirinya, lalu jatuh. Kadang kalau lagi naik motor langsung jatuh," kata Rosna yang duduk di samping suaminya itu.
Rusli dan istrinya kemudian memeriksakan gejala sakitnya itu, dan mempkeroleh informasi bahwa Rusli sakit karena aliran darah menuju otak yang tidak lancar akibat terhambat oleh bakteri.
Khawatir sakitnya semakin parah, Rosna lalu membawa suaminya ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk berobat pada 2013 silam.
Di Kuala Lumpur, Rusli tiga kali menjalani operasi untuk mengangkat bakteri penyumbat aliran darah ke otaknya itu.
Sejak 2014 lalu, kondisi Rusli semakin memburuk, ia tak mampu lagi berjalan, bahkan untuk sekadar menggerakkan kakinya.
Ia kemudian divonis menderita stroke batang otak beberapa bulan lalu oleh dokter spesialis saraf yang menanganinya.
"Dua tahun terakhir ini baru parah, dan pada bulan April lalu divonis menderita stroke batang otak," kata Rosni yang sesekali ditimpali oleh Rusli.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.