Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ekonomi di Kaltim Mulai Lesu, Kriminalitas Makin Tinggi

Berbagai kasus kejahatan telah ditangani jajaran kepolisian, mulai kasus pencurian biasa, pencurian dengan pemberatan/kekerasan,

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ekonomi di Kaltim Mulai Lesu, Kriminalitas Makin Tinggi
Tribun Kaltim/Geafrey Necolsen
Kasus kriminal yang terjadi di sejumlah daerah sebagian karena desakan ekonomi. 

TRIBUNNEWS,CON, JAKARTA -- LESUNYA ekonomi dan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi salah satu pemicu meningkatnya angka kriminalitas di wilayah Kalimantan Timur.

Berbagai kasus kejahatan telah ditangani jajaran kepolisian, mulai kasus pencurian biasa, pencurian dengan pemberatan/kekerasan, pencurian kendaraan bermotor, dan kasus kriminal sebagainya.

Data Polres Berau misalnya, diketahui pencurian dengan pemberatan (curat) menduduki ranking pertama, yakni 29 kasus. Kapolres Berau AKBP Handoko melalui Kasubag Humas AKP Marwoto mengatakan, tingginya angka kriminalitas saat ini mayoritas bermotif ekonomi.

"Saat seseorang terdesak kebutuhan ekonomi, apapun dilakukan. Terlebih jika anggota keluarga banyak sedangkan pemasukan tidak ada," ujarnya. Selain kasus‑kasus yang ditangani jajaran Reskrim, kasus narkoba yang ditangani Reskoba juga tidak sedikit. Bahkan dari sekian banyak kasus yang ditangani, peredaran narkoba juga menjadi kasus yang mendominasi.

Lagi‑lagi motifnya ekonomi. Dari 110 kasus narkoba yang ditangani, mayoritas menjadi pengedar narkoba karena alasan ekonomi. Terdesak dengan kebutuhan hidup, lanjut Marwoto membuat mereka mengambil jalan singkat, melakukan tindak kriminal atau membuka usaha secara ilegal.

Termasuk dengan menjual bahan bakar minyak (BBM) ilegal yang tercatat ada tiga kasus sepanjang 2016. Tindak pidana kriminal bermotif ekonomi lainnya penggelapan yang tercatat ada 7 kasus.

Marwoto mengakui, sulit mencegah terjadinya tindak pidana. Meski demikian, pihaknya terus berupaya melakukan antispasi. Selain meningkatkan patroli di lingkungan masyarakat, kepolisian juga mengajak masyarakat menghidupkan kembali kegiatan poskamling di lingkungannya masing‑masing.

Berita Rekomendasi

Karena menyangkut persoalan sosial, tindak kriminal jenis ini nyaris tidak terpetakan. Aksi kejahatan ini biasanya bersifat spontanitas karena pelaku melihat peluang.

"Karena itu masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan sistem keamanan property masing‑masing. Misalnya, kendaraan bermotor diberikan pengaman tambahan, memasang alarm di rumah dan sebagainya," kata Marwoto.

Kasus tindak pidana bermotif ekonomi yang ditangani Polres Berau masih belum menunjukkan kondisi sebenarnya. Pengamatan Tribun, tidak semua korban melaporkan kasus pencurian ke aparat kepolisian.

Pantauan Tribun di media sosial Facebook, sudah ada beberapa yang mengaku menjadi korban pencurian, rumah dibobol pencuri saat pemiliknya sedang tidak ada di rumah. Namun karena tidak ada bernilai ekonomis tinggi yang hilang, korban pun enggan melapor.

"Ada pencuri yang masuk rumah, saya juga baru tahu waktu sampai, rumah dalam kondisi acak‑acakan. Tapi yang hilang tidak seberapa, hanya peralatan memasak seperti tabung gas, panci sampai telur yang saya beli sorenya, cuma ada 10 butir juga dicuri," kata Fadly, salah satu korban pencurian.

Riswan, warga Rinding Teluk Bayur juga menjadi korban pembobolan rumah. Sebuah televisi dan handphone miliknya dibawa kabur pencuri saat ditinggal menikmati malam Minggu. Riswan memilih tidak melapor ke aparat kepolisian.
Namun kejadian yang menimpanya tak urung membuat keluarganya was‑was.

"Yang kami takutkan, justru pencuri masuk ke rumah saat kami sedang tidur. Kalau kepergok, bisa saja mereka (pelaku) berbuat nekat dan melukai anggota keluarga," ujarnya. (gef)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas