Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Adu Tangkas Egrang di Ketinggian 1900 Mdpl

Pelajar SMA dan SMP atau sederajat di Kabupaten Pekalongan mengikuti festival olahraga tradisional egrang di lokasi 1900 mdpl.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Adu Tangkas Egrang di Ketinggian 1900 Mdpl
Tribun Jateng/Raka F Pujangga
Pemkab Pekalongan menggelar festival olahraga tradisional egrang dalam rangka memperingati HUT ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia, Sabtu (13/8/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Pemerintah Kabupaten Pekalongan menggelar festival olahraga tradisional dalam rangka memperingati HUT ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia, Sabtu (13/8/2016).

Sebagai salah salah usaha untuk menyukseskan program Petungkriyono Cultural Technoforestry Park, acara tersebut digelar di lapangan SMA 1 Petungkriyono yang lokasinya berada pada 1.900 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Festival atau lomba olahraga tradisional tersebut diikuti oleh pelajar sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama atau sederajat di Kabupaten Pekalongan.

Kegiatan dibuka secara langsung Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, diikuti Sekretaris Daerah Mukaromah Syakoer, Ketua TP PKK Kabupaten Pekalongan Munafah Asip, Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Hindun, serta para Kepala SKPD yang turut hadir pada acara tersebut.

Saat pelaksanaan festival olahraga tradisional yaitu bakiak dan egrang meski diguyur hujan, para pelajar dan pejabat Pemkab Pekalongan tetap semangat.

Asip menjelaskan, program-program yang akan dilaksanakan dalam 'Petungkriyono Cultural-Techno Forestry Park' di antaranya mengembangkan program pendampingan dan pemberdayaan masyarakat.

Berita Rekomendasi

Mulai dari eko edukasi wisata, laboratorium alam, bank genetika, bank bibit, teknologi hijau, energi hijau, dan keuangan hijau (green financing).

"Kami akan memberikan dukungan bagi pengembangan program ini, baik dari infrastruktur, regulasi dan bentuk-bentuk dukungan lain yang diperlukan," jelas Asip.

Asip juga menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan program Petungkriyono Cultural-Techno Forestry Park tersebut yakni pemberdayaan potensi dan kearifan lokal yang sudah ada.

"Sehingga masyarakat Petungkriyono bukan hanya menjadi "penonton" dari program ini," kata dia.

Program ini akan mengutamakan konsep keseimbangan sehingga tetap terjaga kelestariannya, termasuk fungsi ekologisnya, dan dapat memberi kontribusi lebih luas bagi Indonesia.

"Masyarakat setempat akan dilibatkan, sehingga tumbuh sense of belonging (rasa memiliki) untuk ikut menjaga tujuan dari program ini," pesan dia.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas