Batas Waktu Pembayaran Tebusan Sandera Abu Sayyaf Berakhir Hari Ini
Kelompok milisi Abu Sayyaf mematok tenggat waktu pembayaran uang tebusan sebesar sekitar Rp 60 miliar dilakukan 15 Agustus 2016, hari ini.
Editor: Dewi Agustina
"Kami bisa komunikasi dengan Ismail, suami Bu Dian Megawati. Tapi lebih banyak yang dibahas soal uang tebusan," kata Elona.
Menteri Luar Negeri RI Retno L.P Marsudi mengatakan, pemerintah masih terus berkomunikasi dengan otoritas Filipina dalam pembebasan sandera.
"Kami tetap akan bekerja dengan base kita saat ini," ujar Retno di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (14/8/2016).
Retno mengatakan, sejumlah komunikasi dilakukan bersama Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Rivas Yasay Jr.
Retno pun berkali-kali mengingatkan Yasay untuk mengutamakan keselamatan para sandera.
"Kami paham akan adanya situasi yang dinamis di lapangan," kata Retno.
Retno mengakui situasi di lapangan lebih sulit dari sebelumnya.
Mess Karyawan Sepi
Berdasarkan pantauan Tribun Kaltim, kemarin, suasana hening tampak di posko keluarga sandera Abu Sayyaf di mes PT PP Rusianto Bersaudara, Sungai Lais, Samarinda, Minggu (14/8/2016) sore.
Tak ada aktivitas apa pun, lantaran hampir semua pintu rumah tertutup rapat. Sehari menjelang tenggat waktu pembayaran tebusan ke Abu Sayyaf, para keluarga korban seperti menghilang dari posko.
Setengah jam kemudian, salah satu keluarga korban tiba di posko. Perempuan itu bernama Elona, istri Robin Piter yang bertugas sebagai juru mudi kapal tunda (Tugboat) Charles 001 dan Robu 152.
Robin bersama enam anak buah kapal disandera kelompok milisi Abu Sayyaf di Filipina, sejak 20 Juni silam.
Elona bersedia berbincang di kediamannya. Kondisinya saat itu lemas, kantung matanya menghitam. Sudah hampir dua bulan lamanya, ia dihadapkan ketidakjelasan nasib suaminya yang disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina.
Sejak saat itu, Elona dan beberapa keluarga korban lainnya tak pernah lelah berjuang demi keselamatan sandera. Bahkan mereka nekat menyambangi Crisis Center di Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Elona dan keluarga korban sempat berkomunikasi dengan para sandera selama di Crisis Center. Sayangnya Elona tak kuasa mendengar percakapan itu, dan memutuskan meninggalkan ruangan.