Dua WNA Masuk DPO Kasus Tewasnya Aipda I Wayan Sudarsa
Dua Warga Negara Asing (WNA) masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kepolisian di Bali.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Dua Warga Negara Asing (WNA) masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kepolisian di Bali.
Kedua WNA itu dianggap sebagai saksi kunci dalam kasus kematian anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Denpasar yang bertugas di Polsek Kuta, yakni Ajun Inspektur Dua (Aipda) I Wayan Sudarsa, Rabu (17/8/2016) lalu.
Mayat Sudarsa diketahui pertama kali oleh seorang petugas sekuriti Hotel Pullman Kuta, Rabu (17/8/2016) sekitar pukul 03.00 Wita.
Tergeletak di pinggir Pantai Kuta, mayat Sudarsa bersimbah darah dan sekujur tubuhnya terdapat 39 luka.
Lokasi pantai tempat tergeletaknya Sudarsa yang saat itu masih memakai seragam dinas, persis di seberang Hotel Pullman di Jalan Raya Pantai Kuta, Kabupaten Badung.
Kapolda Bali, Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Sugeng Priyanto, membenarkan berdasarkan pemeriksaan para saksi dan barang bukti di TKP (Tempat kejadian Perkara), dua WNA kemungkinan memiliki keterkaitan.
"Keterangan saksi dan barang bukti di TKP mengarah kepada orang-orang tersebut," jelas kapolda kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network) di Denpasar, Kamis (18/8/2016).
Dalam olah TKP pada Rabu (17/8/2016) pagi, tim dari Polda Bali, Polresta Denpasar dan Polsek Kuta mendapatkan sejumlah barang-bukti.
Antara lain jaket parasut warna hitam yang diduga milik korban I Wayan Sudarsa, pecahan beberapa botol bir, sebuah tas tangan untuk wanita berwarna hitam yang terbuat dari kulit, 1 unit sepeda motor Vario hitam milik korban, papan surfing warna putih dalam keadaan rusak parah, serta 1 buah ponsel Nokia dan 1 HT milik korban.
Sebuah media Australia mengungkapkan, dari tas tangan itulah penyelidikan mengarah kepada WN Australia itu.
Dalam tas tangan tersebut ditemukan SIM (Surat Izin Mengemudi) milik seorang wanita, yang disebut berasal dari daerah Byron Bay, negara bagian New South Wales (NSW), Australia.
Meskipun kedua WNA itu dicari-cari untuk dimintai keterangan lebih dulu karena belum tentu sebagai tersangka, namun kepolisian telah berkoordinasi untuk meminta pencegahan keluar dari Indonesia terhadap salah-satu WNA itu.
Kemarin beredar foto surat permintaan pencegahan ke luar Indonesia yang diajukan Polresta Denpasar kepada pihak Imigrasi untuk Sara Connor, perempuan warga Australia berusia 46 tahun.
"Kami siap berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan pencegahan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa WNA yang dicegah harus menyelesaikan proses hukum di Indonesia," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Yosep H.A. Renung Widodo, kepada Tribun Bali kemarin.
Juga dalam kaitan dengan investigasi kasus kematian Sudarsa itu, kemarin beredar pula poster Daftar Pencarian Orang (DPO), salah-satunya di Kantor Polisi Subsektor Monang Maning, Denpasar.
Poster itu bergambar wajah dua orang, salah-satunya Sara Connor, dan satu lagi seorang lelaki.
Si lelaki yang diduga pasangan Sara itu berinisial Th S. Th S juga disebut-sebut sebagai warga Australia, kendati masih belum bisa dipastikan.
Dalam poster itu tertulis, yang mengetahui keduanya untuk menghubungi nomor telepon Polresta Denpasar (0361-8448902, Polsek Kuta (0361-751598) dan Polsek Denpasar Barat (0361-240827).
Informasi yang diperoleh Tribun Bali di lapangan, bidikan polisi sebetulnya lebih mengarah ke Sara Connor, bukan ke teman lelakinya Th S.
Namun karena diperkirakan Sara dan Th S pergi bersama-sama, maka si lelaki itu pun turut dicari.
Saat ditanya apakah kedua WNA yang masuk DPO tersebut terlibat dalam kasus tewasnya Sudarsa, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali, Kombes Pol AA Made Sudana pun mengatakan, untuk sementara masih belum bisa dipastikan.
"Semua kemungkinan sedang didalami. Kami masih terus menghimpun keterangan dari saksi-saksi dan bukti-bukti," ujar Sudana.
Karena keterangan saksi dan bukti-bukti masih terus dihimpun, maka sejauh ini dugaan mengenai motif pembunuhan Sudarsa juga masih kabur.
Seperti diberitakan Tribun Bali sebelumnya, mayat Sudarsa diketahui pertama kali oleh seorang sekuriti Hotel Pullman bernama Suryana.
Sebelum mendapati Sudarsa tergeletak meninggal, saksi sempat mendengar teriakan merintih yang cukup keras dari arah pantai.
Saat itu saksi sedang bertugas di pos jaga hotel yang berjarak hanya beberapa meter dari pantai.
Ketika didatangi arah asal teriakan, saksi dari jarak dekat melihat seorang pria terlentang di pasir pantai.
Di atas perut pria itu menindih seorang perempuan, dan dua lagi perempuan terlihat memegang lehernya.
Kemudian tiga orang lain terlihat hanya duduk-duduk di bawah pohon di dekatnya.
Karena dikira mereka hanya bermain-main, saksi kemudian menjauh.
Dua jam kemudian, saat saksi mengecek ulang lokasi tempat seorang pria tadi digumuli, ia mendapati I Wayan Sudarsa tergeletak sendirian dan sudah tak bernyawa.
Menurut saksi, orang-orang yang menggumuli itu berwajah lokal dan berwajah bule.
Orang-orang itu terlihat sudah pergi meninggalkan pantai sebelum tergeletaknya Sudarsa diketahui.