Ketua PHRI Bali: Pariwisata Jangan Menuruti Permintaan Warga Asing
Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menilai banyak pergeseran yang terjadi menyangkut pariwisata Bali.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Belum genap enam bulan pasca gugurnya anggota Polri Brigadir AA Putu Sudiarta anggota Satreskrim Polsek Kuta karena ditikam Amokrane Sabet.
Kini, anggota Polri kembali berduka karena satu anggotanya, Aipda Wayan Sudarsa pun gugur. Dugaan sementara, terduga pelaku ialah David James Taylor pria berkebangsaan Inggris dan kekasihnya Sarah Connor berkebangsaan Australia.
Tentu saja, dengan gugurnya dua anggota Polri ini menjadi lecutan tersendiri untuk pembenahan pariwisata. Terlebih lagi juga soal keamanan Bali.
Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menilai banyak pergeseran yang terjadi menyangkut pariwisata Bali. Dan ini harus segera dibenahi. Sebab, dua kasus ini seharusnya menjadi introspeksi tersendiri bagi pariwisata di Bali.
"Memang pada dasarnya pariwisata Bali sudah bergeser dari impian dahulu yang mengedepankan kesantunan atau budaya timur kita sebagai orang Indonesia. Khususnya sebagai warga Bali," kata pria yang akrab disapa Cok Ace itu, Sabtu (20/8/2016).
Menurut Cok Ace, persoalan terbunuhnya anggota Polri ini dikarenakan, saat ini pariwisata terlalu menuruti apa yang menjadi permintaan warga asing. Padahal, Bali sudah memiliki cita-cita tersendiri akan dibawa ke mana pariwisatanya sejak jauh lalu.
Dan pastinya, ialah yang berbasis pada pariwisata budaya Bali. Bukan sebaliknya, pariwisata yang menyesuaikan budaya dari barat.
"Kita yang harusnya menciptakan pasar. Bukan kita dikendalikan pasar dan semua hanya untuk uang. Tidak bisa demikian. Bali memiliki konsep pariwisata yang berbasis pariwisata budaya sesuai dengan kearifan lokal," tegasnya.
Karena itu, Cok Ace pun meminta, supaya saat ini mulai dibenahi segala yang memang menjadi permasalahan di Bali. Bali mesti berubah. Setidaknya, tidak akan lagi ada persoalan yang membuat orang Bali harus terus menuruti apa yang menjadi keinginan wisatawan asing atau pun domestik.
"Di persoalan kecil pun, jika bule melanggar lalu lintas bisa jadi mereka lebih galak dibanding polisi. Terus lagi, banyak permasalahan antara bule dan pedagang acung. Mari kita membenahi untuk kembali pada Pariwisata Budaya Bali," kata dia. (ang)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.