Korban Human Trafficking asal Flores Timur akan Dipulangkan dari Nunukan
Korban human trafficking berisinial ITM asal Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur (Flotim), NTT akan dipulangkan dari Nunukan.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Pos Kupang, Feliks Janggu
TRIBUNNEWS.COM, LARANTUKA -- Korban perdagangan manusia (human trafficking) berisinial ITM asal Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur (Flotim), NTT akan dipulangkan dari Nunukan.
LRM, oknum yang mengirim ITM ke Nunukan menjamin kepulangan itu di hadapan aparat Polres Flotim.
Pernyataan LRM disampaikan di hadapan saksi Geradus Bera Ojan, Benedikta B.C da Silva dan aparat kepolisian Polres Flotim. LRM diberi batas waktu hingga 29 Agustus 2016 untuk memulangkan ITM.
Kepada Pos Kupang di Larantuka, Kamis (25/8/2016), Kapolres Flores Timur, AKBP Yandri Irsan memastikan korban ITM belum sampai di Malayasia.
Ia baru tiba di Nunukan Kalimantan Timur dan segera dipulangkan ke Flores.
Irsan mengatakan polisi sedang menyelidiki siapa yang mendampingi korban hingga sampai di Nunukan.
"Kita harus cek siapa-siapa yang direkrut oleh saudara korban. Lalu siapa yang membawa korban sampai di Nunukan," kata Irsan.
Ketua Yayasan Permata Bunda Berbelas Kasih (PBB Kasih) Larantuka Noben.BC da Silva mengatakan, sejak korban ITM pergi ke Nunukan, kondisi kesehatan suaminya langsung drop.
Anak-anaknya pun sering menangis ingat ibu mereka.
"Bernardus memohon sambil menangis di sini. Anak-anak juga menangis karena ingat ibu mereka," kata Noben.
Noben mengingatkan kepolisian untuk menindak pelaku sesuai ketentuan yang berlaku. ITM diberangkatkan ke Nunukan dengan cara yang tidak lazim. Tiket kapal yang dibeli berbeda dengan kapal yang ditumpanginya.
"Ini jelas skenario cerdas dan sistematis. Membeli tiket Kapal Umsini tapi ternyata korban pergi dengan Kapal Lambelu," kata Noben.
Karena itu, dia meminta polisi menemukan siapa yang membiayai pemberangkatan korban ke Nunukan dan siapa yang menerima di sana.
"Apakah saudara korban mendapatkan uang dari jasa pengiriman itu harus diusut. Uang transportasi korban ke Nunukan itu ditransfer lewat siapa. Harus diusut tuntas," kata Noben lagi. (*)