Ditinggal Kloternya, JCH Maluku Ini Pasrah Menunggu di Asrama Haji
Malang nasib Nurung Saleh Eni (42), jamaah calon haji asal Maluku yang tergabung di kloter 12.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRUBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Malang nasib Nurung Saleh Eni (42), jamaah calon haji asal Maluku yang tergabung di kloter 12.
Ia gagal berangkat ke tanah suci bersama rombomgan kloternya pada tanggal 25 Agustus lalu.
Penyebabnya, masa vaksin Nurung yang belum cukup 10 hari. Dari 450 calon haji di kloter 12, dua orang tak diberangkatkan, salah satunya Nurung.
Ia diminta menunggu untuk diberangkatkan bersama kloter 27, atau kloter terakhir Embarkasi Makassar.
Nurung sebenarnya adalah warga asli Sulawesi Selatan. Ia berasal dari Tanah Beru, Kabupaten Bulukumba.
Ia bersama istrinya merantau dan bekerja sebagai pengusaha kapal di Kepulauan Aru, Provinsi Maluku sejak tahun 20o2 lalu.
Nurung dan Istrinya Nurhayati (41) mendaftar haji pada tahun 2011 lalu. Keduanya pun berangkat bersama tahun ini, namun karena masalah vaksin itu, Nurung pun gagal berhaji bersama istrinya.
Sang istri tetap berangkat bersama rombongan, sementara Nurung masih menunggu di Asrama Haji.
"Saya sedih juga, kadang saya menangis karena masih di sini, padahal saya ingin berhaji bersama istri saya," kata Nurung yang ditemui di kamarnya, wisma 13, Asrama Haji Sudiang Makassar, Rabu (31/8/2016).
Nurung mengatakan, meskipun nantinya dia akan tetap diberangkatkan ke tanah suci, tetapi ia tak yakin akan bertemu dengan istrinya di sana.
"Bagaimana mau ketemu, kita berangkatnya terpisah, sementara di sana jumlahnya jutaan orang, pulangnya pun pastinya akan terpisah," kata Nurung.
Ia menceritakan bagaimana hingga akhirnya keberangkatannya ke tanah suci ditunda.
"Sekitar sebulan sebelum diberangkatkan, saya memeriksa kesehatan di Dinas Kesehatan Maluku. Waktu itu saya diberi beberapa obat untuk dikonsumsi," ujarnya.
Setelah Nurung mengonsumsi obat itu, ia justru menderita penyakit. Kedua matanya sakit dan bengkak, serta kulitnya mengalami cacar. "Kata dokter saya alergi obat," tukasnya.
Ia bahkan sempat dirawat selama beberapa hari di rumah sakit karena penyakitnya itu. Akibat cacar yang dideritanya itu, ia pun akhirnya tak divaksin.
Nurung baru divaksin oleh petugas kesehatan saat tiba di Asrama Haji Sudiang, pada tanggal 24 Agustus lalu.
Berdasarkan aturan kesehatan, calon haji baru dapat diberangkatkan setelah usia vaksin minimal 10 hari. Jadilah Nurung menunggu di Asrama Haji.
"Saya sebenarnya bosan menunggu begini, sudah hampir seminggu, tapi mau bagaimana lagi. Saya cuma takut jika nantinya gagal berangkat ke tanah suci," ungkapnya.
Di kamar nomor 110, wisma 13 Asrama Haji Sudiang, Nurung tinggal sendiri. Ia mengisi waktu penantian ke tanah suci dengan hanya beraktifitas di sekitar kamarnya.
"Saya tidak terlalu bisa banyak jalan, kaki saya masih sakit. Kadang-kadang saja ke masjid untuk salat, makanannya pun diantarkan ke sini," kata Nurung.
Ia hanya berharap dapat segera diberangkatkan ke tanah suci. Ia juga dengan tegas megatakan tak akan menerima alasan apapun jika akhirnya gagal berangkat.
"Saya sakit kemudian terlambat vaksin kan bukan salah saya. Petugas kesehatan yang memberi saya obat sampai alergi begini. Kalau sampai tidak berangkat, saya akan tuntut," tegasnya.
Meskipun begitu, Nurung masih dapat sedikit bernagas lega karena mendapat perhatian dari kepala Departemen Agama di Maluku.
"Kepala Depag mau datang dari Maluku untuk mengunjungi saya, ia ingin memastikan saya dapat diberangkatkan," ujarnya. (*)