Orangtua Bercerita Detik-detik Ivan Sebelum Meledakkan Diri di Gereja
Makmur Hasugian terus menangis saat menceritakan tindakan anaknya, IAH, melakukan teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Makmur Hasugian terus menangis saat menceritakan tindakan anaknya, IAH , melakukan teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep.
Baru saja pastor Albert S Pandiangan membacakan homili kepada umat saat misa pagi, Minggu (28/8/2016), IAH beranjak dari kursi umat, mendekati altar membawa golok yang diarahkan ke pastor Albert. Sementara dari dalam tasnya keluar percikan api.
"Sebelum kejadian itu saya masih tidur. Saat terbangun, istri saya bilang kalau IAH pamit pergi ke Indomaret sekitar jam tujuh pagi," kata Hasugian di Gedung Peradi Medan, Kamis (1/9/2016) siang.
Menurut istri Makmur, Arista beru Purba, IAH keluar hendak mengunduh game untuk keponakannya. Setelah itu IAH berencana memperbaiki resleting tasnya yang rusak.
"Di Indomaret itu katanya ada Wi-fi. Dia keluar membawa tas, tapi kami enggak tahu isinya apa," cerita Hasugian yang juga pengacara.
Tak lama berselang, Hasugian mendapat kabar anaknya berupaya melakukan bom bunuh diri. IAH turut menyerang pastor Albert yang tengah memimpin misa.
"Enggak menyangka saya. Selama ini, dia itu tidak pernah menunjukkan gelagat yang aneh," ungkap Makmur ditemani istrinya.
Keduanya terus menangis ketika di depan wartawan menyampaikan maaf atas perbuatan anaknya, khususnya kepada warga Medan dan umumnya rakyat Indonesia.
Sesuai rekomendasi Dewan Pers, berita ini telah dikoreksi pada 18 Desember 2023 dengan mempertimbangkan kewajiban perlindungan terhadap anak