Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siswa MTsN Rukoh Dilatih Metode Biopori

Menurutnya, metode biopori sangat mudah diaplikasikan karena berbekal alat sederhana berupa bor manual dengan tinggi 130 cm.

Penulis: Eddy Fitriady
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Siswa MTsN Rukoh Dilatih Metode Biopori
SERAMBI INDONESIA/EDDY FITRIADY
Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Rukoh dilatih metode biopori untuk mengatasi genangan air. Pelatihan itu diadakan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) didukung Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh, Kamis (8/9/2016) di halaman sekolah tersebut. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Eddy Fitriady

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH – Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Rukoh dilatih metode biopori untuk mengatasi genangan air.

Pelatihan itu diadakan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) didukung Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh, Kamis (8/9/2016) di halaman sekolah tersebut.

Dosen Fakultas Teknik Sipil Unsyiah, Nurisra ST MT mengatakan, metode biopori sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, dan terbukti meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah, sehingga sangat efektif mengatasi genangan air.

“Siswa dilatih membuat biopori untuk mengatasi genangan air di sekolahnya. Kami harapkan anak-anak juga bisa mempraktekkannya di rumah,” kata dia, seraya menyebut setiap sekolah dibuat 40 lubang biopori.

Menurutnya, metode biopori sangat mudah diaplikasikan karena berbekal alat sederhana berupa bor manual dengan tinggi 130 cm.

Selain menyerap air hujan tuturnya, lubang biopori juga menghasilkan pupuk kompos karena diisi sampah organik secara rutin.

Berita Rekomendasi

“Lubang yang dibuat sedalam 80-100 cm dan diisi dengan dedaunan kering. Sampah organik itu bisa diambil setiap bulan dan diisi ulang,” ujar Nurisra.        

Sementara itu, Kepala DK3 Banda Aceh, Ir Jalaluddin MT mengatakan, pihaknya sangat terbantu dengan program FT Unsyiah yang mengaplikasikan ilmunya ke masyarakat.

“Dengan banyaknya masyarakat yang teredukasi, secara otomatis lingkungan kota akan semakin terjaga,” ujar Jalaluddin.

Adapun Kepala MTsN Rukoh, Drs Yahya Usman menyambut baik kegiatan dosen dan mahasiswa Teknik Sipil serta DK3 di sekolahnya.

Menurutnya para siswa dapat belajar mencintai lingkungan tempat tinggalnya, serta peduli dengan masalah lingkungan.

“Mereka jadi paham bahwa sampah organik tidak selalu harus dibakar. Sebab dengan biopori bisa juga dihasilkan kompos,” tandasnya. (*)    

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas