Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cuaca Capai 51 Derajat, Jemaah Haji Asal Kalbar Sempat Drop

Makanan selalu disajikan dengan menu-menu yang beragam, sesuai dengan lidah orang Indonesia.

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Cuaca Capai 51 Derajat, Jemaah Haji Asal Kalbar Sempat Drop
AP/Daily Mail
Ibadah haji oleh umat Islam. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM, LANDAK - Cuaca panas mencapai 51 derajat celcius sedang menerpa para jemaah haji yang sedang melaksanakan lempar jumrah di Mina, Arab Saudi, Selasa (13/9/2016)

Satu di antara jemaah haji Kloter 15 asal Kalbar dari Kabupaten Landak, Suwarni (57) mengisahkan dalam dua hari terakhir, ia bersama jemaah haji asal Kalbar lainnya melaksanakan ibadah lempar jumrah di Mina.

"Sudah dua hari ini lempar jumrah ke Mina, dari semalam sampai hari ini. Sebelum melempar, kami mengambil batu dulu ke Muzdalifah," ungkapnya saat dihubungi tribunpontianak.co.id melalui telepon seluler, Selasa (13/9/2016) pukul 19.27 WIB atau 15.27 Waktu Arab Saudi.

Suwarni mengisahkan, oleh karena kondisi cuaca cukup panas, yang mencapai 51 derajat ditambah aktivitas yang cukup menguras energi, tekanan darahnya sempat naik. Sehingga membuatnya harus segera beristirahat di tenda pemondokan.

"Semalam sempat drop, tensi 120/90. Ndak mampu bergerak, sekarang sudah segar kembali, mungkin kemarin terlalu lelah. Orang-orang di sini pada nanya-nanya, sehat kah bu, sehat kata saya. Nggak tahunya sampai di kamar terbaring nggak bisa berdiri, setelah dicek petugas kesehatan ternyata tensi naik," jelasnya.

Ibu empat anak ini menjelaskan, saat ini para jemaah haji asal Kalbar sedang beristirahat di tenda. Ia dan jemaah lainnya, akan melaksanakan lempar jumrah hingga dua hari kedepan.

Berita Rekomendasi

"Sekarang lagi istirahat, masih dua hari lagi di sini. Panas di sini 51 derajat, masuk ke terowongan itu pengap, dua kali masuk, jadi kalau pulang pergi 4 kali melewati. Ndak ada yang pelan-pelan, berlari kecil, kalau sendal lepas langsung ditinggal. Tapi suka lewat disitu, senang sama-sama yang lain jadi semangat," terangnya.

Suwarni mengisahkan, jika selama di tenda pemondokan, ia dan jemaah haji lainnya dilayani dengan baik. Makanan selalu disajikan dengan menu-menu yang beragam, sesuai dengan lidah orang Indonesia.

"Hari ini lempar jumrah juga. Kami tinggal di pondok, tendanya bagus, ada AC-nya. Makan juga mewah, gratis lagi. Tapi infonya, kami pulang ke hotel nanti belanja sendiri, dan pulang ke Madinah nanti baru ditanggung lagi makannya," kisahnya.

Ia berharap, keluarga di tanah air tak mengkhawatirkan kondisinya, karena kini kondisinya sudah berangsur kembali pulih, ditambah dengan pola makan yang teratur sehingga membuat tekanan darahnya kembali normal.

"Sudah minum vitamin, tensi darah sekarang sekitar 150 sampai 160, badan sudah enteng, kalau 190 nggak mampu bergerak. Makan sudah teratur, lauknya daging sapi, daging kambing, daging ayam," paparnya.


Selain itu, menurut ceritanya petugas kesehatan selalu menjaga dan melayani di setiap pelaksanaan ibadah maupun saat para jemaah haji beristirahat di pemondokan.

Namun, petugas kesehatan sempat memberikan informasi, jika stok obat-obatan yang dibawa mulai menipis. Sehingga para jemaah haji diingatkan untuk selalu menjaga dan tak sungkan mengontrol kesehatan kepada petugas yang ada.

"Petugas kesehatan ngikut terus, tiga orang mereka. Kalau di tenda setiap pagi sore di cek. Cuma pesan mereka obat-obatan sudah mulai habis, jadi hati-hati jaga diri. Kalau capek jangan dipaksakan, karena udah ndak wajib lagi ibadahnya, jangan dipaksakan, tapi bagi yang masih mampu tetap terus saja," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas