P2TP2A Jabar Turunkan Psikolog Bantu Penanganan Korban Penculikan Emon
Peristiwa yang dialami dua siswi itu bisa memberikan dampak negatif terhadap kejiwaannya
Penulis: Wakos Reza Gautama
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jabar akan menerjunkan psikolog untuk korban kasus penculikan yang pelakunya diduga Lukman alias Emon.
P2TP2A akan berkoordinasi dengan Polres Cimahi terkait dengan kasus yang menimpa dua siswi SMP 4 Gunung Halu Kabupaten Bandung Barat (KBB).
"Seperti di Banjar, kami turunkan tim psikologi untuk melakukan terapi. Jadi tergantung kota/kabupatennya," kata Ketua P2TP2A Jabar, Netty Heryawan kepada wartawan di Markas Polrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Kamis (22/9/2016).
Netty mengatakan, peristiwa yang dialami dua siswi itu bisa memberikan dampak negatif terhadap kejiwaannya.
Secara umum, kata dia, kasus penculikan yang korbannya gadis di bawah umur itu disebabkan faktor.
Di antaranya menjadi korban eksploitasi seks, korban perdagangan manusia, dan lainnya.
"Makanya kami juga koordinasi dengan P2TP2A di KBB. Apakah mereka butuh SDM atau fasiltias dari kami, kami akan respon. Biasanya kalau penculikan kami libatkan tenaga ahli, psikolog akan terjun," kata Netty.
Netty mengingatkan, kasus penculikan yang dialami dua siswi itu harus menjadi perhatian semua orang tua di Jabar. Sebab orang tua memiliki peran paling besar untuk mencegah terjadinya kasus penculikan terhadap anak.
"Kasus penculikan ini harus menghadirkan kewaspadaan orang tua, harus tahu waktu anak, kapan pulang dan kapan berangkat dan pulang itu ranah personal orang tua masing-masing," kata Netty.
Siswi SMP 4 Gunung Halu Kabupaten Bandung Barat (KBB), TP (14), akhirnya bisa bertemu kembali dengan keluarganya. Gadis yang sempat dilaporkan menjadi korban penculikan itu tiba di rumah dengan keadaan selamat, Rabu (21/9/2016) sekitar pukul 18.00 WIB.
Kapolres Cimahi, AKBP Ade Ary Syam Indradi, mengatakan, TP kembali ke rumahnya setelah diantar seorang sopir taksi bernama Tatang.
Menurutnya, TP pulang dalam keadaan syok dan masih belum bisa dimintai keterangan.
"Untuk sopir taksi sendiri masih kami mintai keterangan," kata ADe singkat melalui pesan singkat, Kamis (22/9/2016).