Peringati Puputan Badung, Warga Kirab 110 Bendera Merah Putih Tolak Reklamasi Teluk Benoa
Memperingati 110 tahun Puputan Badung, Krama adat Bali penolak reklamasi Teluk Benoa turun ke jalan mengenakan pakai merah putih.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Memperingati 110 tahun Puputan Badung, Krama adat Bali penolak reklamasi Teluk Benoa turun ke jalan bersama masyarakat.
Massa yang turun ada yang berjalan kaki dan juga mengendari motor. Tampak juga sejumlah mobil dan ambulans mengiringi massa yang berjalan kaki.
Kirab bendera Merah Putih diikuti setidaknya 20 Srikandi yang rela berpanas-panasan. Mereka membawa bendera Merah Putih di barisan depan massa penolak reklamasi Teluk Benoa.
Kirab ini merupakan bentuk perlawanan warga Bali yang tak ingin tanah yang mereka anggap suci di Teluk Benoa menjadi objek reklamasi pengusaha.
Pantauan Tribun Bali mereka long march dengan jarak hampir 11 kilometer. Mulai dari titik nol Kota Denpasar menuju ke Pura Sakenan di Pulau serangan.
Masyarakat adat berjalan diiringi alunan gamelan dan sejumlah seruan penolakan reklamasi Teluk Benoa. Aksi ini diikuti mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Mereka menyisir mulai dari Catur Muka, Jalan Sudirman, Jalan Raya Sesetan hingga akhirnya tiba di Pulau Serangan.
Menariknya, aksi kirab ini juga dinanti oleh warga atau krama adat lain yang memang daerahnya dilewati. Kemudian bergabung dan mengiringi para pembawa 110 bendera Merah Putih.