Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Sejumlah Keanehan di Padepokan Dimas Kanjeng, Pengikut Dilarang Tersenyum

puluhan ribu pengikut Dimas Kanjeng dari berbagai daerah itu, ada yang mengaku setor mahar puluhan juta, ratusan juta bahkan hingga puluhan miliar.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Inilah Sejumlah Keanehan di Padepokan Dimas Kanjeng, Pengikut Dilarang Tersenyum
Dokumentasi Surya
Dimas Kanjeng Taat Pribadi, dukun pengganda uang asal Probolinggo yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan terhadap dua anak buahnya secara sadis. Kasus ini ditangani Polda Jatim. 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap dan ditahan Polda Jawa Timur sejak 22 September, hingga kini makin banyak santri atau pengikutnya yang mengungkapkan pengakuan-pengakuan dirasa janggal.

Diantara puluhan ribu pengikut Dimas Kanjeng dari berbagai daerah itu, ada yang mengaku setor mahar puluhan juta, ratusan juta bahkan hingga puluhan miliar.

Mereka para pengikut itu percaya bahwa mahar atau dana yang disetor ke Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi beralamat di Dusun Sumber Cengklek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jatim akan dikembalikan berlipat-lipat setelah 5 tahun. 

Sejumlah santri atau pengikut bersumpah setia terhadap Dimas Kanjeng.

Di antara sumpah itu menyatakan bahwa santri atau pengikut padepokan Dimas Kanjeng bersedia untuk tidak bertemu Dimas Kanjeng selama 5 tahun.

Jika pada saatnya bertemu dengan Dimas Kanjeng maka pengikut atau santri tersebut tidak boleh tersenyum atau menyapa.

Selain itu, dalam amalan ibadah wirid atau berzikir, ada tawassul Alfatehah yang dihadiahkan untuk Dimas Kanjeng.

Berita Rekomendasi

Uniknya, hadiah bacaan Alfatehah untuk Nabi Muhammad SAW hanya dibaca sekali, sedangkan untuk Dimas Kanjeng justru berkali-kali.

Dalam salat, ada bacaan salawat pada rekaat pertama pas sedang berdiri. Padahal dalam syariat Islam, salawat dibaca pada saat duduk tahiyat.

Hal-hal begini masih bersifat dugaan, karena sedang dikaji dan didalami oleh MUI Kabupaten Probolinggo.

Selain itu, MUI juga menemukan bacaan-bacaan salawat yang tulisannya salah sehingga maknanya pun salah.

MUI Kabupaten Probolinggo juga sedang mentelaah buku terbitan tahun 2012 yang diajarkan oleh Dimas Kanjeng kepada pengikutnya.

Buku itu berisi ajaran, wiridan dan amaliah serta dogma versi Kanjeng Dimas Taat Pribadi, yang menobatkan dirinya sebagai Raja Probolinggo.

Sejumlah pengikut sering bertanya di website dimaskanjengtaatpribadi.com terkait kapan pencairan dana atau mahar yang telah disetor.

Tanggal jatuh tempo dijanjikan 5 tahun namun mereka bertanya-tanya kenapa sudah ditunggu belum cair juga. Penjawab atau pengurus di website itu menjawab agar semua bersabar.

Padahal ada juga warga Malaysia atau Singapura yang memberikan mahar, namun tidak berharap dananya kembali.

Artinya mereka benar-benar berderma untuk kegiatan amal ibadah, setelah percaya kepada "kebaikan" yang ditunjukkan oleh Dimas Kanjeng di youtube dan websitenya.

Kemudian dari dana yang disetor ke padepokan itu, ada penyetor yang berharap jika dana itu benar benar dikembalikan berlipat-lipat, supaya disalurkan ke yayasan atau panti asuhan yang lebih membutuhkan.

Namun lagi-lagi pengelola website menjawab bahwa semua agar bersabar. Hingga kini mereka masih disuruh bersabar. (tribunjateng/wid/berbagai sumber)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas