Sofyan Djalil: Banjir Garut Karena Kesalahan Warga Gunakan Area Sungai untuk Bercocok Tanam
"Masalah konflik tata ruang seperti yang terjadi di Garut hari ini, seharusnya (lokasi) itu jadi perlindungan wilayah sungai"
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil mengatakan musibah longsor yang terjadi di Garut beberapa hari yang lalu merupakan penyalahgunaan tata ruang.
Ia menegaskan, seharusnya wilayah tersebut tidak dialihfungsikan dari fungsi sebenarnya.
"Masalah konflik tata ruang seperti yang terjadi di Garut hari ini, seharusnya (lokasi) itu jadi perlindungan wilayah sungai," ujar Sofyan, saat menjadi pembicara dalam acara Pertemuan Nasional yang digelar di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2016).
Ia menyayangkan pengalihan penggunaan wilayah tersebut sebagai tempat bercocok tanam masyarakat sekitar.
"Tapi kenapa digunakan rakyat untuk menanam sayur, dan tanaman lainnya," jelasnya.
Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil saat menjadi pembicara dalam acara Pertemuan Nasional I Legislatif dan Eksekutif Partai Golkar 2016 di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2016)
Menurutnya, lantaran penyalahgunaan lahan, musibah longsor pun terjadi dan mengakibatkan terbawanya material pengikisan akibat longsor tersebut ke sungai.
Masalah tersebut menjadi salah satu fokus Kementerian yang dipimpinnya.
"Sehingga itu sangat mudah terjadi tanah longsor, dan kemudian menjadi sedimentasi sungai, ini masalah yang dihadapi dalam bidang Agraria dan Tata Ruang," pungkasnya.
Pernyataan tersebut ia berikan saat menjadi pembicara dalam acara Pertemuan Nasional I Legislatif dan Eksekutif Partai Golkar Tahun 2016.
Acara tersebut digelar di Hotel Sultan, yang terletak di Pusat Jakarta, Selasa (27/9/2016).
Selain Menteri Agraria dan Tata Ruang, Pertemuan Nasional yang digelar Partai Glokar ini dihadiri juga Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, serta Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto.