Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ya Ampun Ternyata Berdirinya Padepokan Dimas Kanjeng Berawal dari Hobi Ini

Dari perkenalan yang cukup lama tersebut, Ismail dan Kanjeng Dimas berencana mendirikan padepokan.

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Ya Ampun Ternyata Berdirinya Padepokan Dimas Kanjeng Berawal dari Hobi Ini
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Dimas Kanjeng Taat Pribadi digiring aparat Kepolisian menuju ruang pemeriksaan di Subdit I Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Jatim, Rabu (28/9/2016). Taat Pribadi ditahan Polisi karena diduga menjadi otak pembunuhan mantan jamaahnya. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Laporan Wartawan Surya, Izi Hartono

TRIBUNNEWS.COM, SITUBONDO - Ada kisah di balik berdirinya Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Kisah ini diceritakan oleh istri dari Ismail (44), korban pembunuhan yang diduga diotaki Dimas Kanjeng Taat Pribadi, sempat menghilang sebelum diketahui tewas. 

Warga Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan, menghilang saat akan menunaikan salat Magrib di masjid yang tak jauh dari rumahnya.

Sang istri Bibi Rasemjan (41) mengatakan suaminya bergabung menjadi pengikuti Kanjeng Dimas Taat Pribadi pada 2010 silam.

Ismail mengenal Dimas Kanjeng karena sama sama hobi memburu barang gaib.

Dari perkenalan yang cukup lama tersebut, Ismail dan Kanjeng Dimas berencana mendirikan padepokan.

Berita Rekomendasi

"Sejak ada padepokan itulah, penarikan uang dilarikan ke bisnis perdukunan. Jadi orang memberi mahar, diberi minyak dan keris," ujar Enning, panggilan Bibi Rasemjam.

Sejak padepokan didirikan, nama Dimas Kanjeng semakin berkibar sehingga orang-orang dekat berinisiatif memberi gelar dengan sebutan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

"Sejak itulah, Ismail dan Gani bertugas mencari pengikut untuk menanamkan modal," kata dia.

Enning menjelaskan, sejak September 2010 lalu suaminya sering mengadakan pertemuan dengan pengikutnya di lantai dua ruko miliknya.

"Setiap pertemuan, biasanya selalu dihadiri Dimas Kanjeng Taat Pribadi," ia menjelaskan.

Ia mengaku tidak mengetahui suaminya bergabung dengan Dimas Kanjeng.

"Saya baru tahu beberapa bulan kemudian, kalau suami saya menjadi pengikuti Kanjeng," ungkap dia.

Saat suaminya tidak pulang dan dikabarkan hilang, dia telah melaporkan ke Polres Situbondo.

Setelah 1.5 tahun dia baru mendengar penemuan mayat Mr X di Probolinggo sesuai ciri ciri suaminya.

Mendengar kabar tersebut, Enning selanjutnya pergi ke Probolinggo untuk memastikan mayat Mr X tersebut.

Enning menduga suaminya menjadi korban pembunuhan suruhan Dimas Kanjeng karena suaminya akan membuka kedok penggandaan uang yang selama ini dilakukan Dimas Kanjeng dan pengikutnya.

"Keluarga berharap kepada padepokan kanjeng, dihukum neraka jahanam saja tidak akan cukup," kata Enning menyampaikan harapannya.(*)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas