Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MUI Jatim Minta Aktivitas Pedepokan Dimas Kanjeng Distop, Masyarakat Jangan Percaya Tipuanya

Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori belum memberikan keputusan atau fatwa terkait indikasi aliran sesat dalam ajaran Dimas Kanjeng

Editor: Sugiyarto
zoom-in MUI Jatim Minta Aktivitas Pedepokan Dimas Kanjeng Distop, Masyarakat Jangan Percaya Tipuanya
Capture Youtube
Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Probolinggo menyatakan ajaran padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi adalah sesat. Kini, sikap serupa ditunjukkan MUI Provinsi Jawa Timur. Temuan MUI berkembang dengan temuan Shalawat Fulus atau bacaan sholawat untuk kelancaran menggandakan uang. Temuan Shalawat Fulus yang diajarkan di padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi membuat MUI Provinsi Jawa Timur menggelar koordinasi dengan MUI Kabupaten Probolinggo. Koordinasi ini melibatkan unsur kejaksaan dan kepolisian resor Probolinggo untuk mengkaji dugaan penyimpangan dalam ajaran di padepokan Dimas Kanjeng. 

"Kalau sudah pulang, jangan kembali lagi ke sini ya," pesan KH Abdusshomad ke Irine. Irine hanya menganggukkan kepala sembari tersenyum.

Kepada Surya, Irine mengaku tidak merasa ditipu oleh Taat Pribadi. Sebab, ia belum menyerahkan uang mahar ke yang bersangkutan.

"Saya tidak tipu kok, soalnya niatnya mau mengaji. Uang mahar belum pernah saya kasih tapi kalau iuran untuk membayar listrik dan sebagainya sudah pernah saya berikan," tandasnya.

Ia mengatakan, iuran itu untuk membayar listrik dan iuran untuk membangun masjid.

Nominalnya pun sangat bervariasi. Mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 500.000 per bulannya.

"Bagi saya tidak masalah, toh saya anggap itu untuk menyumbang pembangunan masjid. Anggap saja amal untuk menjauhkan saya dari malapetaka," paparnya. (tribunjateng/cetak/Surya)

Berita Rekomendasi
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas