Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Haji Mansyur Gadaikan Surat Rumah Keluarga demi Dimas Kanjeng

Tetangga korban, Haji Mahfud mengungkapkan ketiga tetangganya dulu sekitar tahun 2015 setor uang ke Padepokan Dimas Kanjeng yang ada di Jalan Cargo.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Haji Mansyur Gadaikan Surat Rumah Keluarga demi Dimas Kanjeng
Tribun Bali/I Gusti Agung Bagus Angga Putra
Adik kandung korban penipuan Dimas Kanjeng, Anto, menunjukkan kalender yang diterima almarhum kakaknya saat masih aktif di Padepokan Dimas Kanjeng saat ditemui di rumahnya di Jl Ahmad Yani, Denpasar, Minggu (2/10/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sejak kasus menghebohkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi (46) mencuat ke permukaan, sejumlah korban penipuan penggandaan uang dari pemimpin aliran spiritual itu satu per satu mulai terkuak.

Setelah ditelusuri, korban Dimas Kanjeng juga ada di Bali. Salah satunya Haji Mansyur (alm), warga Denpasar yang sampai menggadaikan surat rumahnya sebagai jaminan untuk deposito kepada Dimas Kanjeng.

Dari penelusuran Tribun Bali (Tribunnews.com Network), cukup banyak korban Dimas Kanjeng di Bali. Apalagi di Bali pernah dibuka jaringan Padepokan Dimas Kanjeng.

Di Denpasar dikabarkan ada tiga warga menjadi korban jaringan Padepokan Kanjeng Dimas yang beralamat di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Ketiga warga Denpasar itu masing-masing berasal dari Kampung Jawa di Jalan Ahmad Yani, Denpasar Barat.

Tetangga korban, Haji Mahfud mengungkapkan ketiga tetangganya dulu sekitar tahun 2015 setor uang ke Padepokan Dimas Kanjeng yang ada di Jalan Cargo, Denpasar.

Yang miris, seorang korban di antaranya meninggal dunia lantaran kaget uang Rp 300 juta yang disetor tidak kembali.

Berita Rekomendasi

"Satu korban meninggal, kaget uang Rp 300 juta ngga kembali," ujar Haji Mahfud, Minggu (2/10/2016).

Disebutkan, dua korban lainnya sudah setor Rp 100 juta. Meski dikembalikan namun jumlahnya tidak sama saat setor ke Dimas Kanjeng.

"Sekarang padepokannya sudah tutup. Orang yang mengurus itu juga sudah tidak ada," kata pria yang juga menjadi pengurus Ormas NU Bali ini.

Korban atau pengikut Dimas Kanjeng yang meninggal itu adalah Haji Mansyur, yang berpulang pada Juni 2016 lalu.

Ketika Tribun Bali bertandang ke kediamannya, kemarin, adik kandung serta anak sulung dan istrinya menjelaskan bagaimana awal mula dan aktivitas almarhum saat bergabung dengan Padepokan Dimas Kanjeng.

Menurut penuturan sang adik, Anto (33), almarhum Haji Mansyur telah bergabung dengan Padepokan Dimas Kanjeng semenjak tahun 2008.

Pihak keluarga mengaku tidak mengetahui perihal uang yang disetorkan almarhum kepada Dimas Kanjeng.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas