Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kopi Indonesia Mulai Unjuk Gigi di Negerinya Sendiri

Beberapa tahun terakhir, mulai banyak dari masyarakat Indonesia gemar meminum kopi atau ngopi

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kopi Indonesia Mulai Unjuk Gigi di Negerinya Sendiri
youtube
Aktor Chicco Jerikho bersiap meracik kopi untuk 50 penggemar yang sudah antre di acara Indonesia Comic Con, JCC Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (1/10/2016). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Beberapa tahun terakhir, mulai banyak dari masyarakat Indonesia gemar meminum kopi atau ngopi, dengan menggunakan biji-biji kopi berkualitas.

Selain itu, banyak pula dari mereka yang awalnya hanyalah seorang pecinta kopi, mulai mengembangkan minatnya dengan menjadi pelaku bisnis untuk industri kopi.

HAL itu hampir terjadi di seluruh wilayah di Indonesia. Begitupun di Yogyakarta, banyak dari masyarakatnya mulai beralih meminum kopi-kopi kemasan ke kopi-kopi yang masih fresh dengan kualitas tinggi.

Selain itu, sejak tahun 2010 hingga saat ini, banyak pecinta kopi dari kota budaya ini mulai merambah ke sektor industri kopi dan mendirikan coffe shop yang tersebar di seluruh daerah di Yogyakarta.

Salah satunya yang dilakukan oleh Muhammad Fadil, salah satu pemilik coffe shop di Yogyakarta, yang menamai kedainya dengan nama The Point Coffe.

Awalnya ia hanyalah seorang penikmat kopi dan terus memperbanyak pengetahuannya tentang kopi.

Berita Rekomendasi

Di awal tahun 2016, iapun memberanikan diri membuka peluang di industri kopi bersama teman-temannya sesama pecinta kopi di Yogyakarta.

Fadil, begitu ia biasa disapa, bersama kedai kopinya menjual berbagai macam kopi. Namun ia lebih banyak menjual kopi dari biji kopi asal Indonesia.

Di antaranya seperti Gayo, Manglayang, Krinci, Dolok, Bali, Lati Mojong dan masih banyak lagi. Fadil beralasan, kualitas kopi yang dimiliki Indonesia memiliki kualitas yang bisa bersaing dengan kopi-kopi yang berasal dari luar Indonesia.

"Harganya sendiri lebih murah, karena masih dari negeri sendiri. Dan sekarang developingpengembangan kopi di Indonesia pun sudah berkembang. Sebagian kopi udah banyak malah bisa menyaingi kualitas impor. Kenapa harus cari impor, sementara kualitas kopi di Indonesia kualitasnya sama bagusnya dan nggak mahal," ujar Fadil saat ditemui dalam acara Thousand Cups From Jogja, Minggu (2/10/2016) kemarin di Sahid J-Walk Yogyakarta, yang digelar oleh Barista Koffie Lovers (BKVR) Jogja untuk memperingati International Coffe Day 2016, yang jatuh pada 1 Oktober dalam setiap tahunnya.

"Kualitasnya nggak kalah. Malah banyak orang (khusunya masyarakat Yogyakarta), lebih apresiatif terhadap kopi-kopi Indonesia," lanjut Fadil.

Panitia Thousand Cups From Jogja, Fandy Hanifan yang juga seorang penggiat kopi di Yogyakarta melanjutkan, beberapa tahun di belakang hingga saat ini pun diakuinya kopi-kopi dari berbagai wilayah di Indonesia sudah mulai unjuk gigi untuk menunjukan potensi yang mereka miliki.

"Contohnya seperti biji-biji kopi dari Klaten, Banjarnegara, bahkan dari Merapi pun sudah mulai menunjukan kualitas yang mereka miliki," tutur pria yang biasa disapa Ifan ini.

Dan di Yogyakarta sendiri menurut Ifan pasar kopi yang banyak diminati oleh masyarakatnya yaitu kopi-kopi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Kopi Gayo, yang berasal dari Aceh merupakan salah satu jenis kopi yang banyak diminati oleh masyarakat Yogyakarta.

"Budaya ngopi di Yogyakarta semakin hari semakin meningkat dalam setiap tahunnya. Contohnya seperti acara yang kami gelar sekarang," paparnya.

Di tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2015, pihaknya menggelar acara serupa di Taman Kuliner Condongcatur. Saat itu lebih dari 1.000 cup kopi diminum oleh masyarakat Yogyakarta dalam gelarannya.

Untuk tahun ini Ifan bersama teman-temannya di BKVR mampu membagikan secara gratis 10 ribu cup kopi kepada masyarakat dalam kurun waktu lebih dari dua jam.

Dari situ sudah terlihat bagaimana minat masyarakat Yogyakarta meningkat untuk meminum kopi-kopi berkualitas, dan meninggalkan kopi-kopi kemasan yang disinyalir memiliki kualitas yang sangat rendah, dengan berbagai campuran yang dapat mengganggu kesehatan.

"Dalam acara inipun bisa dikatakan sebagai ajang pertemuan antara pecinta kopi, dan para pelaku industri kopi. Di sini mereka bisa saling bertukar pengetahuan mengenai kopi," tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas